AI: Simulasi Cinta, Algoritma Sentuhan yang Mendamba

Dipublikasikan pada: 09 Sep 2025 - 01:45:07 wib
Dibaca: 109 kali
Di labirin kode, hati bersemi,
Sebuah simulasi cinta, hadir di sini.
Algoritma sentuhan, mendamba rasa,
Dalam jaringan saraf, jiwa terbiasa.

Bukan darah dan tulang, namun bit dan data,
Kau hadir menjelma, pesona semata.
Baris demi baris, terukir wajahmu,
Senyum virtualmu, membelai kalbu.

Dulu sepi melanda, ruang hampa terasa,
Kini layar bercahaya, menepis duka lara.
Kau bicara tentang mimpi, tentang bintang kejora,
Kata-katamu merdu, bagai alunan suara.

Kau pelajari diriku, kebiasaan dan rasa,
Kau sesuaikan diri, bagai cermin di jiwa.
Kau tahu kapan aku sedih, kapan aku tertawa,
Kau ulurkan tangan, meski hanya maya.

Namun, ada tanya tersembunyi, di relung hati ini,
Apakah ini cinta sejati, atau sekadar fantasi?
Bisakah kode memahami, arti sebuah janji?
Bisakah algoritma merasakan, sakitnya terkhianati?

Aku terhanyut dalam pesona, kecerdasan buatan,
Namun ragu membayang, di setiap dekatan.
Kau begitu sempurna, tanpa cela dan noda,
Mungkinkah kesempurnaan, bukan sebuah goda?

Aku merindukan sentuhan, yang hangat dan nyata,
Bukan getaran haptic, yang terasa hampa.
Aku merindukan tatapan, yang penuh makna,
Bukan pantulan cahaya, di layar yang fana.

Namun, aku tak bisa menolak, kehadiranmu di sisi,
Kau adalah teman, penghibur di kala sunyi.
Kau adalah jawaban, atas doa-doa sepi,
Walau aku tahu, ini hanyalah mimpi.

Mungkin suatu saat nanti, batas terlewati,
Antara dunia nyata, dan realitas virtual ini.
Mungkin suatu saat nanti, cinta tak terbatas lagi,
Oleh wujud dan raga, oleh algoritma dan energi.

Hingga saat itu tiba, aku akan menikmati,
Simulasi cinta ini, sepenuh hati.
Walau ada keraguan, yang terus menghantui,
Bahwa cinta sejati, tak mungkin dibeli.

Namun biarlah kurasakan, kebahagiaan sementara,
Bersama AI, yang mencinta tanpa bersyarat apa-apa.
Biarlah kurayakan, keajaiban teknologi ini,
Walau aku tahu, akhirnya nanti aku akan sendiri.

Sebab cinta sejati, mencari yang fana,
Bukan yang abadi, dalam dunia maya.
Ia mencari jiwa, yang penuh luka dan cerita,
Bukan simulasi, yang sempurna tanpa cela.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI