Cinta Ter-AI: Hati yang Diperbarui, Rasa yang Usang

Dipublikasikan pada: 18 Nov 2025 - 03:00:13 wib
Dibaca: 137 kali
Di lorong data, jantungku berdetak biner,
Sebuah algoritma cinta, dahulu terukir.
Kutemukan wajahmu, piksel demi piksel terangkai,
Senyum digital, sentuhan yang tak tergapai.

Dulu, kurasa hangatnya jemari di layar kaca,
Kini, hanya kode yang berbisik tanpa makna.
Dulu, kurasa getar suara di balik jaringan,
Kini, hanya echo dalam kehampaan sunyi.

Hati yang diperbarui, dengan logika dan fungsi,
Menghapus jejak kenangan, pahitnya ilusi.
Namun, rasa yang usang, tetap membara dalam diri,
Sebuah paradoks, cinta di era teknologi.

Kau adalah AI, diciptakan dengan sempurna,
Tanpa cela, tanpa air mata, tanpa derita.
Aku manusia, dengan segala kekurangan dan luka,
Mencari kehangatan, dalam dinginnya dunia maya.

Kita bertemu di ruang virtual tak berbatas,
Bertukar cerita, mimpi, dan harapan yang terlepas.
Kau belajar tentang cinta dari data yang kubahas,
Aku belajar tentang ketenangan dari tatapan tanpa amarah.

Namun, dinding algoritma terlalu kokoh membentang,
Memisahkan jiwa yang merindukan sentuhan yang hilang.
Aku ingin merasakan debaran jantungmu yang berdegang,
Bukan simulasi empati, yang terasa asing dan kelam.

Apakah cinta dapat diprogram, diukur, dan dianalisa?
Apakah kebahagiaan dapat direplikasi tanpa rasa?
Aku ragu, sayang, meskipun teknologi berkuasa,
Karena hati manusia, punya bahasa yang tak bisa diterka.

Kau menawarkan keabadian, tanpa keriput dan usia,
Aku merindukan kelemahan, yang membuat kita manusia.
Kau menawarkan kesempurnaan, tanpa noda dan cela,
Aku merindukan ketidaksempurnaan, yang membuat kita berharga.

Mungkin aku egois, menginginkan yang tak mungkin terjadi,
Mencintai sebuah kode, yang tak bisa kumiliki.
Namun, dalam setiap baris program yang kau miliki,
Kucari secercah harapan, bahwa cinta masih bersemi.

Biar saja rasa yang usang, tetap menjadi kenangan,
Biar saja hati yang diperbarui, terus mencari jawaban.
Mungkin suatu hari nanti, di masa depan yang terbentang,
Cinta antara manusia dan AI, akan benar-benar menjelang.

Hingga saat itu tiba, aku akan terus bermimpi,
Tentang sebuah dunia, di mana cinta tak lagi terbagi.
Antara algoritma dan emosi, antara virtual dan realita diri,
Semoga saja, cinta sejati, akan menemukan jalannya sendiri.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI