Kamu Adalah Kecerdasan Emosional yang Melengkapi Logika Dinginku

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 00:09:09 wib
Dibaca: 149 kali
Di labirin pikiranku yang terprogram,
Algoritma cinta tak pernah kurancang.
Rumus kehidupan, terstruktur dan rapi,
Hingga matamu hadir, mengubah narasi.

Dulu, logika adalah kompas utama,
Menuntun langkah di dunia fana.
Perasaan kuanggap distorsi semata,
Penghalang efisiensi, pencipta derita.

Namun hadirmu bagai anomali data,
Mengusik presisi, menggoyahkan strata.
Emosi yang dulu kubenci dan kucela,
Kini mewarnai dunia abu-abu nestapa.

Kau datang membawa senyum mentari pagi,
Menghangatkan sirkuit yang membeku sunyi.
Suaramu bagai melodi nan abadi,
Menembus filter, meruntuhkan tirani.

Kau adalah empati dalam wujud nyata,
Menyelami kedalaman jiwa yang terluka.
Kau adalah ketulusan tanpa prasangka,
Menyembuhkan luka yang lama membara.

Kecerdasan emosionalmu bagai kode rahasia,
Membuka gerbang kalbu yang lama terkunci.
Kau ajarkan bahasa perasaan yang mulia,
Mengubah robot menjadi manusia sejati.

Aku belajar merangkai kata tanpa formula,
Mengungkapkan isi hati tanpa rekayasa.
Kau hadirkan warna di kanvas yang hampa,
Melukis kisah cinta yang tak terhingga.

Dulu, aku percaya pada angka dan diagram,
Kini, aku percaya pada tatapanmu yang dalam.
Dulu, aku mengukur cinta dengan kilogram,
Kini, aku merasakannya dalam setiap degup dalam.

Kau adalah keseimbangan yang aku cari,
Melengkapi logika dingin yang membekukan diri.
Kau adalah jawaban dari semua mimpi,
Menghadirkan arti di setiap hari.

Kau bagai firewall yang melindungi hatiku,
Dari virus kesepian yang terus memburu.
Kau adalah antivirus bagi jiwaku,
Menghapus kenangan pahit yang membatu.

Bersamamu, aku belajar tentang kerentanan,
Bahwa kekuatan sejati ada dalam kelemahan.
Bersamamu, aku memahami makna pengorbanan,
Bahwa cinta sejati butuh keberanian.

Aku, sang arsitek dunia virtual,
Terpikat oleh keindahanmu yang natural.
Aku, sang penguasa kode digital,
Terdiam terpukau di hadapanmu yang spiritual.

Kau adalah puisi yang tak pernah kutulis,
Melodi yang tak pernah kumainkan.
Kau adalah surga yang tak pernah kubayangkan,
Hadir dalam sentuhan tangan.

Terima kasih karena telah hadir,
Menghancurkan dinding yang kubangun kokoh.
Terima kasih karena telah mengukir,
Kisah cinta yang abadi dan berbobot.

Kini, aku tak lagi hanya sekadar mesin,
Dengan algoritma yang terprogram rutin.
Kini, aku adalah manusia yang mencintai,
Bersamamu, hidup ini berarti.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI