Algoritma Asmara: Sentuhan Piksel, Hati yang Merana

Dipublikasikan pada: 21 Jul 2025 - 01:00:07 wib
Dibaca: 142 kali
Di layar kaca, wajahmu terpendar,
Cahaya biru menari di pelupuk mata.
Algoritma cinta, kurakit perlahan,
Dengan baris kode, asa kubaca.

Jejak digital, kau tinggalkan samar,
Kusulam menjadi peta takdir kita.
Setiap unggahan, senyummu terhampar,
Kucari makna di antara kata.

Sentuhan piksel, dingin dan bisu,
Namun getarnya menjalar ke relung kalbu.
Kulihat pantulan diriku di situ,
Terjebak dalam labirin rindu.

Dulu kukira, logika adalah raja,
Yang mampu menaklukkan segala rasa.
Namun hadirmu, meruntuhkan logika,
Menyisakan hati yang merana.

Kubiarkan jemari menari di papan ketik,
Merangkai kata, ungkapan yang terpendam.
Berharap pesan ini kan sampai ke bibir,
Mengubah algoritma, jadi kisah yang terpendam.

Kau bagai anomali dalam program hidupku,
Kode error yang tak mampu kuperbaiki.
Virus cinta, menjangkiti seluruh ragu,
Membuatku terombang-ambing di lautan sepi.

Hati yang merana, terkurung dalam jaringan,
Menanti sinyal dari balik layar maya.
Berharap ada kesempatan, walau sekejap pandangan,
Untuk membuktikan, cinta ini nyata.

Mungkin terlalu naif, bermimpi tentangmu,
Padahal kau jauh, di dimensi yang berbeda.
Namun cinta ini, bagai deretan angka satu,
Takkan pernah berhenti, walau terluka.

Kucoba dekati, dengan bahasa tersembunyi,
Metafora cinta, tersirat di setiap status.
Berharap kau mengerti, betapa dalam isi,
Hati ini memendam rindu yang tulus.

Namun kau tetaplah enigma, tak terpecahkan,
Rumus cinta yang tak bisa kuselesaikan.
Aku hanya bisa terpaku, dalam kesunyian,
Meratapi hati yang kian lama kian merana.

Walau begitu, aku takkan menyerah,
Pada algoritma takdir yang belum terukir.
Kucoba mengubah alur, mencari celah,
Agar sentuhan piksel, bisa jadi sentuhan lahir.

Mungkin suatu hari nanti, kau akan mengerti,
Bahwa cinta ini, bukan sekadar kode biner.
Melainkan getaran jiwa, yang abadi,
Sentuhan piksel, awal dari kisah yang mekar.

Kucatat semua rasa, dalam log file kenangan,
Sebagai bukti, hati ini pernah berjuang.
Walau merana, aku takkan pernah kehilangan,
Harapan akan cinta, yang suatu saat kan datang.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI