Detak Nol dan Satu, Hati Mencari Cinta Analog

Dipublikasikan pada: 09 Nov 2025 - 01:30:07 wib
Dibaca: 131 kali
Di labirin kode, jiwa terpaut,
Dalam biner dunia, cinta merangkai taut.
Jantung berdebar, irama digital bergema,
Namun rindu kalbu, analog mengusik sukma.

Layar berpendar, wajahmu hadir maya,
Senyum piksel sempurna, namun terasa hampa.
Kata-kata terkirim, pesan instan terucap,
Namun sentuhan hangat, tak jua terungkap.

Detak nol dan satu, denyut nadi zaman,
Mencipta ilusi, kebersamaan nyaman.
Algoritma cinta, mencoba memahami rasa,
Namun logika dingin, tak mampu menyala.

Di balik keyboard, jemariku menari,
Merangkai puisi virtual, untukmu seorang diri.
Baris demi baris, kata demi kata kubuat,
Mencoba menyalurkan, cinta yang terjerat.

Ingin kurasakan, hangatnya tanganmu nyata,
Bukan sekadar ikon, di layar kaca.
Ingin kudengar, bisikan lembut di telinga,
Bukan dering notifikasi, yang menggema.

Hati mencari cinta analog, sentuhan yang abadi,
Bukan hubungan digital, yang mudah terhenti.
Rindu ini membara, melampaui jaringan internet,
Mendamba kehadiranmu, dalam dunia konkret.

Di antara file dan folder, asa bersemi,
Menanti saatnya, bertemu dalam mimpi.
Mimpi tentang taman, dengan bunga bermekaran,
Tempat kita berdua, saling bertukar pandangan.

Bukan avatar sempurna, yang ingin kupuja,
Namun sosokmu asli, dengan segala pesona.
Bukan filter dan efek, yang memikat mata,
Namun pancaran jiwa, yang penuh cinta.

Detak nol dan satu, tak mampu mengganti,
Hangatnya pelukan, yang tulus sejati.
Kode-kode rumit, tak bisa menandingi,
Senyummu yang manis, saat mentari meninggi.

Ku tutup laptop, kutinggalkan dunia maya,
Mencari jejakmu, di kehidupan nyata.
Berharap menemukan, cinta yang hakiki,
Bukan sekadar data, dalam memori.

Mungkin di sudut kota, di keramaian pasar,
Atau di taman sunyi, di bawah pohon rindang.
Di sana kutemukan, cinta yang kumimpikan,
Cinta analog sejati, bukan sekadar tampilan.

Karena cinta sejati, tak bisa diunduh,
Tak bisa di-copy paste, atau diedit semudah itu.
Cinta sejati adalah, perjalanan panjang berliku,
Yang dijalani bersama, dengan hati yang menyatu.

Maka biarlah detak nol dan satu, tetap berputar,
Namun hatiku tetap mencari, cinta yang tak pudar.
Cinta analog yang hangat, tulus dan abadi,
Untukmu seorang, belahan jiwa sejati.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI