Algoritma Asmara: Sentuhan Layar, Hati yang Terprogram?

Dipublikasikan pada: 26 Jun 2025 - 00:00:14 wib
Dibaca: 176 kali
Di labirin maya, jemari menari,
Sentuhan layar, bisikan digital bersemi.
Algoritma asmara, rumusan tersembunyi,
Mencari jejakmu di antara binar pagi.

Profilmu hadir, potret yang memikat hati,
Untaian kata, riwayat yang terpatri.
Ketik demi ketik, pesan terkirim sunyi,
Menanti balasan, secercah harapan abadi.

Apakah cinta ini sebatas kode terurai?
Serangkaian angka yang menipu nurani?
Atau getar jiwa yang tak bisa dibeli,
Melampaui batas, menerjang dimensi?

Dulu, tatap mata bicara tanpa kata,
Kini, emoji menggantikan rasa.
Dulu, surat cinta beraroma kenanga,
Kini, notifikasi berdering tanpa jeda.

Kau hadir di layar, bayangan yang sempurna,
Namun ragu menyelinap, jiwa merana.
Apakah kau nyata? Atau fatamorgana?
Ilusi semu di dunia yang fana.

Kita bertemu, bukan di taman berbunga,
Namun di kafe, WiFi menggema.
Canggung terasa, bibir kelu membisu,
Antara realita dan dunia yang palsu.

Kuamati gerakmu, bahasa tubuhmu,
Mencari celah, mengungkap maksudmu.
Apakah algoritma asmara berbohong padaku?
Atau hatiku yang terlalu terpaku?

Waktu berlalu, perbincangan mengalir,
Tawa renyah, canggung mencair.
Ada kehangatan, sentuhan yang hadir,
Melampaui layar, menembus takdir.

Ku beranikan diri, menggenggam tanganmu,
Getaran terasa, mengaliri kalbuku.
Sentuhan nyata, bukan lagi semu,
Ada koneksi, terjalin utuh.

Mungkin benar, algoritma tak bisa berdusta,
Jika di baliknya, hati bersemayam nyata.
Program rumit tak mampu menghalang rasa,
Jika cinta tumbuh, dari jiwa ke jiwa.

Namun waspada, dunia maya menggoda,
Mudah terpikat, mudah pula terluka.
Jaga hatimu, jangan sampai terlupa,
Bahwa cinta sejati, bukan sekadar angka.

Biarkan algoritma membimbing langkah kita,
Namun biarkan hati yang jadi komandan utama.
Sentuhan layar hanyalah perantara,
Cinta sejati, lahir dari jiwa yang merana.

Kita belajar, menavigasi dunia digital,
Menemukan cinta, yang abadi dan vital.
Bukan hati yang terprogram secara total,
Namun dua jiwa, yang saling melengkapi, total.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI