Cinta Algoritmik: Sentuhan Virtual, Hati yang Merindu Realita

Dipublikasikan pada: 02 Jun 2025 - 01:55:07 wib
Dibaca: 141 kali
Jemari menari di atas kaca,
Cahaya biru membelai wajah.
Kata-kata terangkai, kode tercipta,
Sebuah algoritma cinta.

Di balik layar, aku mencari,
Seorang jiwa yang mengerti.
Bukan sekadar baris-baris data,
Namun hangatnya sebuah kata.

Profil terpampang, senyum terukir,
Minat serupa, mimpi yang terjalin.
Gesekan jempol menentukan asa,
Akankah virtual menjadi nyata?

Pesan berbalas, tawa berderai,
Dunia maya terasa ramai.
Emoji menggantikan pelukan,
Stiker menyembunyikan kerinduan.

Suara sintesis memanggil nama,
Bayangan digital menemani sepi lama.
Terbiasa dengan sentuhan virtual,
Hati merindu hangatnya natural.

Kita membangun istana piksel,
Fondasi dari harapan dan binar berkel.
Namun, layaknya kastil pasir di pantai,
Akankah ombak realita menghantam dan terurai?

Aku bertanya pada mesin pencari,
“Bagaimana mengubah data menjadi peri?”
Bagaimana mengubah piksel menjadi raga,
Agar cinta ini tak sekadar angka?

Malam sunyi, layar meredup,
Rasa hampa kembali merayap.
Terjebak dalam labirin digital,
Mencari jalan keluar yang vital.

Kutatap pantulan diri di kaca,
Wajah lelah, mata sayu membaca.
Cinta algoritmik, manis di awalnya,
Namun pahit saat kesendirian melanda.

Aku rindu sentuhan kulitmu,
Bukan sekadar notifikasi biru.
Aku rindu tatapan matamu,
Bukan pantulan cahaya artifisialmu.

Mungkin, algoritma tak sempurna,
Tak mampu meniru getaran jiwa.
Ia hanya alat, bukan tujuan,
Jembatan menuju keabadian.

Maka, kumatikan layar, kuhela napas,
Kuakhiri sandiwara di dunia lintas batas.
Kucari engkau di jalanan nyata,
Di antara hiruk pikuk kota.

Kuharap engkau pun merasakan sama,
Rindu terbebas dari jeratan drama.
Bahwa cinta sejati tak tercipta di server,
Namun di dalam hati yang berdebar.

Biarlah algoritma tetap bekerja,
Mencari sinyal cinta di angkasa.
Namun, biarkan hati yang menentukan,
Siapa yang pantas untuk digenggam dan diperjuangkan.

Sebab, cinta algoritmik hanyalah awal,
Sebuah petualangan yang tak abadi kekal.
Yang abadi adalah sentuhan hangat,
Dan hati yang merindu realita yang bersemat.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI