Sentuhan Algoritma: Hati yang Bersemi di Era Digital

Dipublikasikan pada: 09 Jun 2025 - 00:45:07 wib
Dibaca: 156 kali
Di layar kaca, bias cahaya menari,
Jemari lincah, kode demi kode terpatri.
Bukan lukisan tinta, bukan pula syair lama,
Namun algoritma, mencipta rasa yang utama.

Dulu, jarak membentang, bagai samudra tak bertepi,
Kini, pixel-pixel mendekat, membentuk senyum yang bersemi.
Sebuah sapa di ruang maya, awal mula cerita,
Dua jiwa terhubung, dalam jaringan digital yang tercipta.

Kau, sang perancang mimpi, dengan logika yang memikat,
Aku, sang pemimpi sunyi, mencari arti di balik sekat.
Bertemu dalam baris program, terjalin tanpa sengaja,
Cinta bertumbuh perlahan, bagai kuncup di musim semi yang cerah.

Sentuhan bukan lagi fisik, namun getaran data yang terasa,
Emotikon menjadi bahasa, menggantikan kata yang terpaksa.
Jantung berdebar kencang, setiap notifikasi tiba,
Menanti pesan darimu, bagai mentari di pagi buta.

Algoritma cinta, rumit namun mempesona,
Menyaring kebetulan, menemukan jiwa yang serupa.
Kau uraikan keraguan, dengan kode-kode kepastian,
Membangun kepercayaan, di atas landasan virtual yang berkesinambungan.

Tak perlu janji terucap, cukup gestur digital yang nyata,
Perhatian kecil bermakna, bagai bintang di langit maya.
Kau pelajari kebiasaanku, kesukaanku, dan ketakutanku,
Memberiku ruang aman, dalam labirin dunia digital yang ambigu.

Namun, bayang-bayang keraguan terkadang menghantui,
Apakah cinta ini nyata, ataukah sekadar ilusi?
Bisakah sentuhan algoritma, menggantikan hangatnya pelukan?
Bisakah kata-kata virtual, menghapus semua kesunyian?

Kau genggam tanganku, walau hanya lewat layar,
Meyakinkanku bahwa cinta ini, tak lekang dimakan zaman dan bayar.
Kau katakan, esensi cinta tak terbatas pada raga,
Namun pada hati yang terpaut, walau di dunia yang berbeda.

Kita bangun istana cinta, dari bit dan byte yang terangkai,
Menghiasi setiap sudutnya, dengan harapan yang tak terkulai.
Di era digital ini, cinta menemukan bentuknya yang baru,
Sentuhan algoritma, menghadirkan bahagia yang pilu.

Biarlah dunia mencibir, tentang cinta yang tak kasat mata,
Kita buktikan bahwa cinta sejati, mampu melampaui batas dan prasangka.
Karena di balik layar kaca, ada hati yang bersemi,
Terangkai indah oleh algoritma, di era digital yang abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI