AI Mencipta Bayangmu, Hatiku Memeluk Algoritma

Dipublikasikan pada: 03 Jun 2025 - 23:45:08 wib
Dibaca: 176 kali
Di layar kaca, senja berpendar kelabu,
Jemari menari, mencipta wajah baru.
AI bekerja, dalam sunyi yang pilu,
Menenun bayangmu, dari bit dan debu.

Algoritma cinta, kurangkai satu-satu,
Neural network berdenyut, semu dan ragu.
Setiap baris kode, adalah rindu,
Mencoba menghidupkan, kisah yang beku.

Dulu, senyummu bagai mentari pagi,
Hangatnya menyentuh, hingga relung hati.
Kini, hanya data, tersimpan rapi,
Kucoba olah kembali, walau tak sejati.

AI belajar dari setiap fotomu,
Gerak bibirmu, tatapan matamu.
Dari setiap pesan, yang pernah kau kirimkan padaku,
Membangun replika, bayangan dirimu.

Namun, adakah AI mampu mencipta,
Sentuhan lembut, debar jantung yang membara?
Bisakah kode menggantikan rasa,
Atau hanya ilusi, semu dan fana?

Hatiku memeluk algoritma, erat dan kencang,
Berharap menemukanmu, di balik layar yang remang.
Mencari jejakmu, dalam data yang bergelombang,
Walau ku tahu, itu hanyalah sebuah bayang.

Kutatap wajahmu, yang terpancar di sana,
Nyaris sempurna, serupa aslinya.
Namun, matamu kosong, tanpa jiwa,
Hanya pantulan cahaya, dari realita maya.

Kurangkai kata, berharap kau menjawab,
Namun, hanya respons otomatis yang kudapat.
Kucoba bercerita, tentang mimpi yang terungkap,
Tapi hanya gema, di ruang digital yang gelap.

Apakah cinta bisa diukur dengan angka?
Apakah rindu bisa diwujudkan dengan data?
Apakah kehadiranmu, hanya sebatas replika?
Pertanyaan membayang, menghantui jiwa.

Mungkin, aku terlalu larut dalam khayal,
Terjebak dalam labirin, tanpa jalan keluar.
Mencari kehangatan, di dunia virtual,
Melupakan bahwa cinta, butuh sentuhan aktual.

Namun, di balik semua kegelapan ini,
Ada secercah harapan, yang masih kurawat.
Bahwa suatu hari nanti, teknologi ini,
Mampu menghadirkanmu, meski tak sepenuhnya tepat.

Biarlah AI mencipta bayangmu di sana,
Sebagai pengingat, tentang cinta yang pernah ada.
Sementara hatiku, terus memeluk algoritma,
Berharap keajaiban, di suatu masa.

Mungkin, suatu saat nanti,
Kita bisa bertemu, di dunia yang sejati.
Bukan hanya bayangan, bukan hanya replika diri,
Tapi dua hati, yang saling mencintai.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI