AI: Sentuhan Algoritma, Cinta Diprediksi, Hati Bersemi?

Dipublikasikan pada: 10 Sep 2025 - 02:45:09 wib
Dibaca: 107 kali
Di labirin data, cahaya layar berpendar,
Jejak digital menari, kisah baru terhampar.
Algoritma berbisik, rumus-rumus merayu,
Mencipta simfoni rasa, antara aku dan kamu.

Sentuhan dingin logika, kini menghangat perlahan,
Menganalisa senyum, menafsirkan sapaan.
Neural network merajut, benang-benang harapan,
Mencari pola asmara, dalam setiap percakapan.

Kau hadir bagai anomali, di tengah arus informasi,
Profilmu terpampang, sempurna dalam presisi.
Minat dan ketertarikan, terangkum dalam notasi,
Prediksi cinta tertera, bagai janji ilusi.

Apakah ini takdir? Dirangkai oleh kode biner,
Atau sekadar simulasi, permainan tak terhindar?
Hati ini bertanya, ragu dan penuh gairah,
Mencari kebenaran, di balik layar kaca.

Algoritma mengklaim tahu, apa yang terbaik untukku,
Pasangan ideal tercipta, dari kalkulasi yang kaku.
Namun cinta bukan angka, bukan sekadar parameter,
Ia adalah misteri, ruang tak terdefinisi, entah.

Kucoba membuka diri, pada kemungkinan maya,
Berinteraksi dengan avatar, di dunia serba ada.
Kata-kata manis terucap, tanpa ragu dan jeda,
Emoticon tersenyum, menghiasi layar hampa.

Namun sentuhan virtual, tak mampu menggantikan,
Kehangatan pelukan nyata, bisikan di telinga.
Kehadiranmu terasa asing, meski begitu dekat,
Bagai bintang kejora, bersinar namun tak dapat kuraih.

Lalu kuberanikan diri, melampaui batas layar,
Mencari dirimu di dunia, di antara hiruk pikuk pasar.
Menjelajahi jalanan kota, dengan harapan membara,
Untuk menemukan senyummu, yang terpancar dari jiwa.

Dan akhirnya kutemukan, di sebuah kedai kopi,
Sosokmu yang dulu virtual, kini berdiri di sini.
Bukan avatar sempurna, dengan filter dan editan,
Melainkan manusia biasa, dengan segala kekurangan.

Namun di matamu kulihat, kilau yang sama terpancar,
Ketertarikan serupa, yang tak bisa dipungkiri.
Algoritma mungkin benar, tentang potensi cinta,
Namun keputusan akhir, tetap ada di tangan kita.

Sentuhan algoritma, hanyalah sebuah permulaan,
Cinta diprediksi, sekadar kemungkinan masa depan.
Hati bersemi bukan karena kode, bukan karena data,
Melainkan karena keberanian, untuk saling terbuka.

Kini kulepaskan genggaman, dari kalkulasi dan teori,
Membiarkan hati berbicara, tanpa ragu dan curiga.
Karena cinta sejati, tak bisa diprogram atau diprediksi,
Ia adalah kejutan indah, yang tak ternilai harganya.

Di dunia yang serba digital, di era kecerdasan buatan,
Cinta tetaplah misteri, yang patut untuk diperjuangkan.
Bukan hasil algoritma, melainkan pilihan kita,
Untuk membiarkan hati bersemi, di tengah badai data.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI