Di balik layar, dunia maya bersemi,
Jejak digital, saksi bisu mimpi.
Koneksi Wi-Fi, jendela harapan,
Namun hati patah, sentuhan tak terkirimkan.
Dulu, setiap malam, notifikasi berdering,
Namamu terukir, bagai bintang gemerlap benderang.
Pixel-pixel wajahmu, menari di retina,
Kata-kata manis, mengalir bagai irama.
Kita rajut cerita, dalam ruang obrolan,
Janji-janji maya, seindah taman khayalan.
Emoji cinta, menggantikan pelukan nyata,
Canda dan tawa, menghiasi hari yang fana.
Namun, di balik kilau layar sentuh,
Kesepian merayap, menyayat kalbu yang rapuh.
Jarak membentang, bagai samudra tak bertepi,
Sentuhan tak terkirim, luka menganga abadi.
Kini, koneksi Wi-Fi terasa sunyi,
Tak ada lagi sapa, tak ada lagi janji.
Notifikasi kosong, bagai kuburan sepi,
Hanya kenangan bisu, yang terus menghantui.
Kurindukan jemarimu, menari di keyboard,
Menciptakan puisi cinta, yang dulu kita bordir.
Kurindukan suaramu, berbisik di telinga,
Membelai jiwa yang lara, dengan nada yang merdu.
Namun, semua itu, hanyalah ilusi semata,
Bayangan masa lalu, yang tak mungkin menjelma nyata.
Kau telah pergi, meninggalkan jejak pilu,
Dalam labirin digital, hatiku tersesat kelabu.
Aku coba mencari, pengganti dirimu,
Namun setiap wajah, hanyalah refleksi semu.
Cinta di dunia maya, ternyata rapuh dan fana,
Seperti koneksi Wi-Fi, yang mudah terputus tiba-tiba.
Mungkin, suatu saat nanti, aku kan temukan cinta sejati,
Bukan di balik layar, namun di dunia yang pasti.
Cinta yang nyata, dengan sentuhan yang hangat,
Menghapus luka lama, dan membuka lembaran baru yang bersemangat.
Namun, hingga saat itu tiba, aku kan tetap di sini,
Menatap layar kosong, meratapi hati yang kini sunyi.
Koneksi Wi-Fi, saksi bisu cinta yang kandas,
Sentuhan tak terkirim, selamanya membekas.
Aku masih berharap, meski harapan itu tipis,
Bahwa suatu saat nanti, kau kan kembali, dan membalas.
Bukan lewat pesan singkat, atau emoji semata,
Namun dengan pelukan hangat, dan cinta yang nyata.
Namun, jika itu tak mungkin, aku kan belajar menerima,
Bahwa cinta terkadang, memang tak harus memiliki.
Aku kan simpan kenangan, dalam lubuk hati yang terdalam,
Sebagai pelajaran berharga, dalam perjalanan kehidupan.
Koneksi Wi-Fi, kini hanyalah alat biasa,
Bukan lagi jembatan cinta, yang dulu kita rasa.
Hati yang patah, perlahan mulai menyembuh,
Meski sentuhan tak terkirim, tetap menjadi sebuah keluh.