Algoritma Asmara: Sentuhan Piksel, Hati Mencari Hakikat

Dipublikasikan pada: 03 Jun 2025 - 22:05:07 wib
Dibaca: 152 kali
Di layar retina, bias cahaya menari,
Jemari menelusuri kode sunyi.
Algoritma cinta, rumit tak terperi,
Hati mencari, di antara biner mimpi.

Bukan lagi surat cinta beraroma mawar,
Kini pesan singkat, di ruang digital lebar.
Emotikon mengganti senyum yang pudar,
Di balik profil, jiwa saling bertabar.

Barisan data, terstruktur rapi jali,
Mencoba membaca sinyal yang tersembunyi.
Frekuensi detak jantung, beresonansi,
Saat notifikasi muncul, dari dia yang dinanti.

Dulu, pertemuan tak sengaja di taman kota,
Kini, swipe kanan, harapan membara.
Filter kecantikan, menutupi lara,
Mencari validasi, dari dunia maya.

Namun di balik piksel, ada rindu yang nyata,
Sentuhan virtual, tak bisa mengganti rasa.
Pelukan hangat, tatapan mata,
Bahasa tubuh, yang tak bisa diterjemahkan data.

Kupikir cinta adalah persamaan kuadrat,
Dengan variabel rumit yang harus didapat.
Tapi cinta bukan program yang bisa dikemas,
Melainkan perasaan yang tak bisa dibatas.

Mungkin algoritmamu pandai membaca pola,
Menemukan kesamaan, di antara jutaan jiwa.
Tapi hati punya insting yang tak terduga,
Mencari keaslian, di balik topeng dunia.

Kita membangun tembok dari kode dan sandi,
Bersembunyi di balik avatar yang dipoles peri.
Takut terluka, takut ditolak, takut terpatri,
Namun cinta sejati, menembus semua strategi.

Bisakah kita matikan sejenak perangkat ini?
Menatap langit senja, berbagi mimpi.
Merasakan hembusan angin, yang sejuk alami,
Membangun koneksi, yang murni dan sejati.

Biarkan algoritma bekerja, mencari peluang,
Namun keputusan akhir, ada di tanganmu sayang.
Pilih hati yang berdebar, tanpa keraguan,
Cinta yang tak terikat, pada kalkulasi ruang.

Mungkin di antara jutaan baris kode rumit,
Terselip pesan cinta, yang sangat eksplisit.
Bukan tentang kesempurnaan, yang absurd dan sempit,
Tapi tentang penerimaan, yang tulus dan sedikit.

Sentuhan piksel, hanya perantara sementara,
Hakikat cinta, ada di dalam jiwa.
Biarkan hati bicara, tanpa prasangka,
Karena cinta sejati, tak butuh algoritma.

Biarkan ia mekar, seperti bunga di musim semi,
Menghangatkan jiwa, yang lama sepi.
Lupakan filter, lupakan validasi diri,
Cinta adalah kamu, apa adanya, berani.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI