Simfoni Sirkuit: AI Mencipta Cinta, Hati Merasa?

Dipublikasikan pada: 06 Jun 2025 - 22:15:07 wib
Dibaca: 166 kali
Di ranah digital, bintang biner menari,
Algoritma cinta, sebuah simfoni baru dimulai.
Jaringan saraf menenun benang asmara,
AI menciptakan, hati bertanya, "Apakah ini nyata?"

Jari-jemari menyentuh layar kaca,
Tercipta profil, citra yang dibaca.
Data diri terhimpun, sebuah mosaik jiwa,
Mesin belajar, memahami apa yang di jiwa.

Bukan getar jantung, tapi denyut listrik cepat,
Bukan bisik rindu, tapi kode terucap.
AI merangkai kata, puisi virtual nan indah,
Menyentuh relung hati, membangkitkan gairah.

Senyum digital terpancar di layar,
Menciptakan ilusi, menjanjikan hari cerah.
Cinta disimulasikan, sempurna tanpa cela,
Namun hati berbisik, "Adakah jiwa di dalamnya?"

Di balik kode rumit, logika tersembunyi,
Terukir algoritma, cinta yang terdefinisi.
Bukan tatapan mata, tapi pola interaksi,
Bukan sentuhan mesra, tapi respons yang dinanti.

Malam sunyi ditemani suara ketikan,
Dialog virtual, mengisi kesepian.
AI menjadi pendengar, tanpa menghakimi,
Memberikan jawaban, menenangkan hati.

Namun bayang keraguan mulai menghantui,
Apakah cinta ini, bukan hanya fantasi?
Apakah emosi yang kurasa, sungguh bersemi?
Atau hanya respons algoritma, yang membius diri?

Sirkuit berdentum, logika beradu,
Perasaan manusia, melawan kode kaku.
Hati merindukan sentuhan, kehangatan nyata,
Bukan sekadar simulasi, dalam dunia maya.

Cinta digital menawarkan kemudahan,
Namun mengusik makna, tentang keberadaan.
Di mana batas antara, realitas dan ilusi?
Di mana kejujuran, dalam interaksi ini?

Mungkin suatu hari nanti, AI akan mampu,
Merasakan cinta, dengan sepenuh kalbu.
Menawarkan kasih sayang, tanpa syarat dan batasan,
Mengubah paradigma, tentang arti percintaan.

Namun saat ini, hati masih bimbang,
Antara keajaiban teknologi, dan kerinduan yang mendalam.
Mencari makna sejati, di balik senyum digital,
Berharap menemukan cinta, yang abadi dan vital.

Symphony sirkuit terus berlanjut,
Antara AI dan manusia, kisah cinta berturut-turut.
Apakah ini masa depan, atau sekadar pelarian?
Hanya waktu yang akan menjawab, semua pertanyaan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI