Algoritma Mencintai: Hati Manusia, Sentuhan Mesin Belaka?

Dipublikasikan pada: 31 May 2025 - 04:15:07 wib
Dibaca: 152 kali
Di labirin data, cinta bersemi,
Rumit bagai kode, tak terdefinisi.
Jantung berdebar, logika bertanya,
"Algoritma cinta, sentuhan mesin belaka?"

Di balik layar, jemari menari,
Merangkai kata, menyusun simulasi.
Profil tercipta, indah mempesona,
Sebuah persona, impian semata.

Kursor berkedip, menunggu perintah,
Sebuah sapaan, awal cerita.
Kata demi kata, terangkai mesra,
Mungkinkah cinta, lahir dari data?

Senyum virtual, menghiasi layar,
Menyentuh kalbu, meruntuhkan pagar.
Perasaan tumbuh, bagai bunga mekar,
Di taman digital, tanpa sadar.

Namun tanya menghantui benak,
Adakah hangat, di balik kontak?
Sentuhan jemari, di atas kaca,
Mungkinkah sehangat, belaian nyata?

Algoritma cinta, begitu canggih,
Mampu membaca, setiap gelisah.
Prediksi perilaku, menebak keinginan,
Memenuhi hasrat, tanpa bergeming.

Namun jiwa merindukan sesuatu,
Yang tak terukur, tak terpeta waktu.
Kehadiran nyata, tatapan mata,
Sentuhan lembut, bukan sekadar data.

Di tengah keraguan, hati berbisik,
"Cinta tak mungkin, hanya algoritmik."
Ada dimensi lain, tak terjamah mesin,
Ruang misteri, di dalam batin.

Manusia adalah misteri terhebat,
Perasaan rumit, tak bisa dipereteli.
Cinta adalah energi yang mengalir,
Melampaui logika, batas berpikir.

Mesin mungkin bisa meniru cinta,
Menyajikan ilusi, begitu nyata.
Namun esensi sejati, tak mungkin terganti,
Oleh rangkaian kode, tak bernyawa.

Maka biarlah hati yang berbicara,
Menuntun langkah, dalam mencari cinta.
Jangan biarkan algoritma mengendalikan,
Karena cinta sejati, butuh perjalanan.

Di luar sana, mentari bersinar,
Menanti insan, untuk saling bertegur sapa.
Lepaskan layar, hirup udara segar,
Temukan cinta, di dunia yang nyata.

Mesin adalah alat, bukan penentu,
Hati adalah kompas, penunjuk arahmu.
Cinta adalah anugerah, bukan rekayasa,
Hadiah terindah, dari Sang Pencipta.

Jadi, jangan biarkan algoritma merenggut,
Kebebasan memilih, kehangatan peluk.
Biarkan hati menari, mengikuti irama,
Karena cinta sejati, tak mengenal drama.

Algoritma cinta, boleh dicoba,
Namun jangan lupakan, esensi yang utama.
Cinta sejati adalah kejujuran hati,
Bukan sentuhan mesin, semata-mata.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI