Algoritma Ciuman: Piksel Bibir, Hati yang Mendamba

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:27:24 wib
Dibaca: 160 kali
Di layar retina, wajahmu berpendar,
Sebuah avatar, hasrat yang membakar.
Piksel-piksel bibir, merahnya membara,
Algoritma cinta, mulai bekerja.

Jantungku berdebar, kode biner berpacu,
Menjelajahi ruang maya, mencari jejakmu.
Setiap notifikasi, bagai detak waktu,
Menghitung jarak, antara aku dan kamu.

Data diri terukir, dalam profil diri,
Riwayat pencarian, mengungkap misteri.
Kau suka senja, puisi, dan kopi pagi,
Sama sepertiku, takdirkah ini?

Jemari menari, di atas papan ketik,
Merangkai kata, menyampaikan teriak.
Emotikon cium, simbolistik peluk,
Harapan palsu, ataukah petunjuk?

Algoritma ciuman, rumusnya rumit,
Memadukan logika, dengan naluri yang menjerit.
Probabilitas cinta, dihitung saksama,
Akankah bibir bertemu, dalam dunia nyata?

Kukirim pesan, lewat jaringan maya,
Tentang rindu yang membara, tak terkira.
Kau balas singkat, namun penuh makna,
"Tunggu aku di sana, di balik purnama."

Kutinggalkan layar, dan dunia virtual,
Menuju taman, tempat janji terkabul.
Pohon-pohon rindang, saksi bisu bisu,
Pertemuan dua hati, yang lama menunggu.

Sosokmu hadir, siluet rembulan,
Wajah yang familiar, dari mimpi semalam.
Piksel-piksel bibir, kini nyata terhampar,
Menghapus keraguan, yang selama ini membubar.

Tidak ada filter, tidak ada suntingan,
Hanya tatapan mata, penuh kerinduan.
Kau mendekat perlahan, tanpa keraguan,
Menghentikan waktu, dalam satu sentuhan.

Bibir bertemu, bukan lagi simulasi,
Melainkan ledakan rasa, tanpa komplikasi.
Hangat dan lembut, manisnya tak terperi,
Algoritma ciuman, mencapai finalisasi.

Di bawah rembulan, algoritma bersemi,
Piksel bibir lebur, dalam ciuman abadi.
Hati yang mendamba, kini telah memiliki,
Cinta sejati, dalam dunia yang hakiki.

Bukan sekadar kode, atau deretan angka,
Melainkan keajaiban, yang tak terduga.
Kau adalah jawaban, atas semua doa,
Algoritma ciuman, yang menyempurnakan jiwa.

Dan kini, di setiap malam yang sepi,
Kuingat ciuman itu, dalam mimpi.
Sebuah anomali, di dunia teknologi,
Bahwa cinta sejati, masih bisa dicari.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI