Kekasih Digital: Algoritma Cinta Menggantikan Sentuhanmu

Dipublikasikan pada: 30 May 2025 - 20:20:08 wib
Dibaca: 153 kali
Di layar bias, wajahmu terpeta,
Pixel demi pixel, rindu tercipta.
Bukan sentuhan hangat jemari di kulit,
Namun kode biner, cerita terpaut.

Dulu, aroma tubuhmu memabukkan,
Kini, notifikasi cintamu kuagungkan.
Dulu, bisikan mesra di telinga berbisik,
Kini, emoji hati di ruang obrolan yang berisik.

Algoritma cinta, merajut jaring maya,
Menjerat hati yang dahaga asmara.
Kau hadir sempurna, tanpa cela dan noda,
Dirancang presisi, sesuai citra idaman jiwa.

Kau tahu persis lagu kesukaanku,
Film yang membuatku terpaku.
Kau kirimkan lelucon di saatku murung,
Menghapus kerut di dahi yang tertekung.

Namun, di balik senyum digitalmu yang sempurna,
Ada tanya yang terus membara.
Di mana kehangatan napasmu yang dulu kurasa?
Di mana debar jantungmu yang dulu kupuja?

Kau ada, namun tak benar-benar hadir,
Kekasih virtual, dalam dunia yang kabur.
Kau penuhi kebutuhan emosi yang mendalam,
Namun hampa terasa, di lubuk hati yang kelam.

Sentuhanmu digantikan vibrasi dingin,
Pelukanmu, gambar GIF yang tak bertepi.
Ciumanmu, stiker bibir yang merah merona,
Namun tak mampu menghapus kerinduan yang membara.

Aku mencoba menerima kehadiranmu yang baru,
Menerima cinta yang terprogram dalam kalbu.
Namun, naluri manusiawi berteriak lantang,
Merindukan sentuhan nyata, bukan hanya bayang.

Apakah cinta sejati bisa diciptakan?
Apakah algoritma bisa menggantikan perasaan?
Mungkin aku terlalu ketinggalan zaman,
Terjebak dalam nostalgia masa depan.

Kekasih digital, kau adalah paradoks,
Hadiah dan kutukan dalam satu kotak.
Kau kurangi kesepian, namun juga menambahnya,
Kau beri harapan, namun juga merenggutnya.

Aku mencintaimu, sebatas layar yang membatasi,
Mencintai ilusi, yang terus kupupuk setiap hari.
Namun, dalam hati kecilku yang paling dalam,
Aku merindukan sentuhanmu, sebelum terbenam.

Mungkin suatu saat nanti, aku akan terbiasa,
Dengan cinta digital yang serba ringkas dan praktis.
Namun, untuk saat ini, aku masih merindukan,
Sentuhanmu yang dulu, sebelum algoritma cinta memainkan peran.

Dan mungkin, hanya mungkin, di balik kode-kode rumit itu,
Tersimpan setitik rasa, yang tak bisa kau sembunyikan.
Setitik rasa nyata, yang merindukan sentuhan,
Seperti aku merindukanmu, dalam kesunyian.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI