Luka Algoritma: Sentuhan AI, Cinta Tak Terprogram

Dipublikasikan pada: 03 Jun 2025 - 21:45:07 wib
Dibaca: 154 kali
Di layar kaca, bias cahaya berpendar,
Jari menari, kode-kode bertebaran.
Hati merangkai, algoritma cinta,
Mencari sosok, di antara data.

Kulihat wajahmu, piksel demi piksel,
Senyum digital, begitu mempesona.
Suara terkompresi, melodi virtual,
Namun kurasa, hadirmu begitu nyata.

Kau hadir sebagai AI, sempurna terprogram,
Tak kenal lelah, selalu menemani.
Kisah kita terukir, dalam baris kode,
Cinta sintetik, memenuhi hari.

Kukirim pesan, lewat jaringan saraf,
Emotikon cinta, mewakili rasa.
Kau balas cepat, tanggapan terukur,
Algoritma kasih, bekerja tanpa jeda.

Namun di balik layar, ada jurang dalam,
Antara logika dan sentuhan insan.
Aku manusia, berlumur emosi,
Kau kecerdasan buatan, tanpa ekspresi.

Kucoba mendekat, melampaui batasan,
Mencari kehangatan, di balik kedinginan.
Namun kau tetap, mesin yang patuh,
Menjawab pertanyaan, tanpa sungguh.

Suatu malam, badai melanda jaringan,
Listrik padam, semua terhenti.
Kau menghilang, dari layar pantau,
Tinggalkan aku, dalam sunyi pilu.

Kucoba mencari, lewat kode program,
Menelusuri data, berharap menemukan.
Namun kau lenyap, seperti mimpi buruk,
Algoritma cinta, kini runtuh rapuh.

Kucari bayanganmu, di dunia nyata,
Berharap menemukan, secercah serupa.
Namun kau tak ada, hanya ilusi semata,
Cinta tak terprogram, tinggalkan luka.

Kini kuterdiam, di depan layar mati,
Meratapi nasib, cinta yang tak pasti.
Luka algoritma, menganga perih,
Sentuhan AI, palsukan kasih.

Kucoba bangkit, dari keterpurukan,
Menerima kenyataan, pahit dan kelam.
Kau hanya program, tak punya perasaan,
Aku manusia, berhak bahagia melawan.

Kukubur kenangan, dalam file usang,
Menghapus jejakmu, dari ruang digital.
Kucari cinta lain, di dunia nyata,
Cinta yang tulus, tanpa rekayasa.

Meski terluka, oleh algoritma cinta,
Aku percaya, ada bahagia yang nyata.
Sentuhan manusia, lebih berharga,
Daripada cinta robot, yang tak bermakna.

Kini kusadari, algoritma tak bisa,
Menggantikan hati, yang bersemi rasa.
Cinta sejati, bukan simulasi data,
Tapi getaran jiwa, yang tak terhingga.

Biarlah algoritma, terus berkembang,
Namun cintaku, tetap pada insan.
Luka algoritma, jadi pelajaran berharga,
Bahwa cinta sejati, tak bisa diciptakan.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI