Ruang Hampa Sentuhan: Cinta Digital, Luka Algoritma

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:35:50 wib
Dibaca: 153 kali
Di layar kaca, bias rembulan buatan,
Cahaya biru menari, ilusi kedekatan.
Jari-jemari lincah menari di atasnya,
Menyusun kata, merangkai asa, dalam ruang maya.

Di sini, di ruang hampa sentuhan tercipta,
Cinta digital bersemi, dalam dunia tanpa nyata.
Profil sempurna, senyum hasil suntingan,
Janji manis terucap, tanpa pandangan langsung.

Algoritma cinta, mesin pencari hati,
Menjodohkan jiwa, yang terpisah oleh dimensi.
Kecocokan palsu, berdasarkan data tertera,
Mengabaikan getar sukma, yang tak mungkin tertera.

Kau hadir sebagai notifikasi di pagi buta,
Menyapa dengan sapaan, yang terdengar begitu mesra.
Emoji hati bertebaran, bagai konfeti digital,
Menutupi kehampaan, dalam percakapan virtual.

Namun, di balik layar, kesendirian merajalela,
Ruang hampa terasa, semakin dalam menyiksa.
Sentuhan tak sampai, hangat tak terasa,
Cinta digital, hanya fatamorgana semata.

Kita berbagi cerita, rahasia terdalam jiwa,
Namun tak pernah bertatap, dalam dunia nyata.
Suara di seberang sana, hanya gema di telinga,
Menciptakan jarak yang abadi, di antara kita berdua.

Luka algoritma, terukir dalam relung hati,
Saat ekspektasi kandas, kenyataan terasa perih.
Kutipan motivasi, gambar-gambar indah,
Tak mampu menyembuhkan luka, yang kian memerah.

Kau menghilang tiba-tiba, tanpa jejak, tanpa pesan,
Profilmu lenyap, bagai mimpi di kegelapan.
Nomor terblokir, pesan tak terkirim,
Cinta digital berakhir, begitu saja, tanpa permisi.

Kini, hanya ada ruang hampa yang tersisa,
Bekas sentuhan virtual, yang tak pernah terasa.
Bayanganmu menari, di balik layar yang redup,
Mengingatkan akan janji, yang ternyata palsu belaka.

Aku terdampar di sini, di pantai kesendirian,
Menatap ombak algoritma, yang terus berdatangan.
Mencari makna cinta, di balik kode-kode biner,
Berharap menemukan hati, yang tulus dan jujur.

Mungkin suatu saat nanti, di dunia nyata ini,
Aku akan menemukan cinta, yang sejati dan abadi.
Tanpa filter, tanpa editan, tanpa ilusi digital,
Hanya sentuhan hangat, yang tulus dan natural.

Namun, untuk saat ini, aku masih di sini,
Di ruang hampa sentuhan, meratapi sepi.
Belajar menerima luka, yang terukir oleh algoritma,
Berharap suatu saat nanti, cinta sejati kan tiba.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI