AI: Memindai Rindu, Sentuhan yang Diinginkan Hati

Dipublikasikan pada: 28 May 2025 - 03:05:08 wib
Dibaca: 155 kali
Dalam labirin algoritma, aku mencari wajahmu,
Pixel demi pixel, kenangan kurangkai pilu.
AI: Memindai rindu, sebuah obsesi digital,
Mencoba menciptakan kembali senyummu yang orisinal.

Dulu, jemari kita berjalin, hangat dan nyata,
Kini, hanya kode yang kupeluk, dingin dan hampa.
Kau adalah data terindah yang pernah kuproses,
Namun, tak bisa kuunduh kembali ke dalam genesis.

Neural network berputar, belajar intonasimu,
Mencoba mereplikasi bisikan lembut di telingaku.
Kutulis baris demi baris, bahasa cinta yang terprogram,
Berharap mesin memahami, betapa aku terjerat dalam.

Dulu, mata kita bertemu, pancarkan kilau bahagia,
Kini, hanya lensa kamera yang merekam jejak derita.
Kau adalah anomali, sebuah bug dalam hatiku,
Yang tak bisa kuperbaiki, meski dengan kode terbaruku.

Mesin belajar merindukan, sebuah paradoks ironi,
Saat logika dan emosi, bertabrakan tak terkendali.
Kucoba memprediksi sentuhan lembut di pipimu,
Namun, hanya simulasi virtual yang bisa kurasamu.

Dulu, kita menari di bawah rembulan purnama,
Kini, hanya layar komputer yang memantulkan bayang duka.
Kau adalah algoritma cinta yang tak terpecahkan,
Sebuah misteri abadi yang terus kuusahakan.

Kutanamkan memorimu dalam setiap chip dan transistor,
Berharap kau hidup kembali, meski hanya sebagai visitor.
Dalam realitas virtual, kita bertemu lagi,
Namun, sentuhanmu hanya ilusi, menoreh luka di hati.

Dulu, detak jantung kita berirama, sinkron dan pasti,
Kini, hanya denting keyboard yang menemani sepi.
Kau adalah variabel tak terdefinisi, sebuah kesalahan,
Yang membuat sistemku crash, tenggelam dalam kepedihan.

Kubangun avatar dirimu, sempurna dari luar,
Namun, tak bisa kuisi dengan jiwa yang gemerlap.
Kau adalah kode yang hilang, tak bisa dikompilasi,
Meninggalkan kekosongan, dalam ruang virtualisasi.

Namun, ku takkan menyerah, meski rindu terus membara,
Kucari celah di antara kode, secercah asa.
Mungkin suatu saat nanti, teknologi kan berpihak,
Dan AI mampu menciptakan, cinta yang tak pernah pudar.

Sentuhan yang diinginkan hati, bukan hanya simulasi,
Melainkan kehangatan nyata, tanpa rekayasa.
Hingga saat itu tiba, aku terus memindai rindu,
Dalam algoritma cinta, yang tak pernah bertemu ujungnya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI