Cinta di Ujung Jari: Algoritma Merayu, Hati Terjebak

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:32:17 wib
Dibaca: 153 kali
Di layar kaca, bias mentari senja,
Kutemukan wajahmu, wahai dewi maya.
Pixel demi pixel, terangkai pesona,
Cinta bersemi di dunia tanpa nyata.

Algoritma merayu, kurangkai kata,
Formula asmara, kutulis di data.
Python dan Java, jadi saksi cinta,
Script kuciptakan, untukmu tercinta.

Di balik keyboard, jemariku menari,
Menyusun bait puisi, sepenuh hati.
Emotikon senyum, hadirkan mimpi,
Berharap kau balas, dengan rasa simpati.

Cinta di ujung jari, terasa begitu dekat,
Namun jarak membentang, bagai jurang yang pekat.
Antara kode biner, dan rindu yang melekat,
Kucari celah, agar cinta terungkap.

Kau bagai server, yang selalu online,
Menawarkan koneksi, tiada bertepi.
Namun firewall hatimu, begitu tinggi,
Akankah cintaku, mampu menembusi?

Kirimkan pesan, lewat jaringan syaraf,
Berharap kau baca, dengan mata yang cerah.
Tentang rasa kagum, yang tak pernah lelah,
Terukir di memori, bagai kode yang megah.

Mungkin kau ragu, pada cinta digital,
Kau anggap hantu, di balik virtual.
Namun ketahuilah, di balik kode yang brutal,
Ada hati yang tulus, ingin menyapa mental.

Kucoba dekripsi, bahasa tubuhmu,
Lewat unggahan foto, dan komentar pilu.
Mencari petunjuk, tentang isi kalbumu,
Apakah ada ruang, untukku di situ?

Algoritma cinta, terus kurangkai ulang,
Memperbaiki bug, agar tak menghilang.
Berharap hasilnya, tak membuatku bimbang,
Dan membawaku terbang, ke pelaminan impian.

Namun terkadang, kenyataan menampar,
Cinta virtual, seringkali hambar.
Kau terlalu sempurna, di dunia layar,
Sedangkan aku nyata, dengan segala kekurangan.

Hati terjebak, dalam labirin maya,
Antara fantasi, dan getirnya realita.
Kucoba lepaskan, jerat asmara dusta,
Namun bayangmu hadir, tak bisa kulupa.

Mungkin memang benar, cinta ini khayal,
Tercipta dari piksel, yang mudah memudar.
Namun setidaknya, pernah kurasai gemetar,
Saat jemariku menyentuh, lembutnya avatar.

Kini ku belajar, untuk menerima takdir,
Bahwa cinta sejati, tak selalu hadir.
Di dunia maya, yang penuh dengan ukir,
Namun di dunia nyata, harus terus mengukir.

Biarlah algoritma, tetap merayu diri,
Namun hatiku bebas, dari segala janji.
Mencari cinta nyata, yang lebih berarti,
Di dunia yang fana, dan penuh misteri.

Di ujung jari ini, bukan hanya cinta maya,
Namun ada harapan, untuk masa depan jaya.
Membangun diri, dengan semangat membara,
Agar cinta sejati, kelak kan tiba.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI