Cinta Algoritmik: Sentuhan Virtual, Hati Mencari Jeda

Dipublikasikan pada: 08 Jun 2025 - 01:15:06 wib
Dibaca: 157 kali
Di layar kaca, bias rembulan terpantul,
Wajahmu hadir, piksel demi piksel tersusun.
Senyum digital, bibir merah menyala,
Namun sentuhanmu hanya ilusi maya.

Jantungku berdebar, kode biner menari,
Terjebak dalam jaringan, logika tak terkendali.
Cinta algoritmik, rumusnya misterius,
Menghitung peluang, harapan yang terus menggebu.

Di dunia virtual, batas ruang dan waktu sirna,
Kau hadir begitu dekat, namun terasa jauh di sana.
Jari-jariku menari di atas keyboard usang,
Menuliskan rindu, merangkai kata-kata sayang.

Emotikon menggantikan air mata yang jatuh,
Stiker cinta menjadi pengganti peluk yang sungguh.
Kita berbagi mimpi di awan digital,
Berharap esok hari, dunia nyata kan mengabulkan.

Namun di balik kilau layar yang mempesona,
Hati ini merindukan sentuhan yang nyata.
Bukan sekadar avatar, bukan hanya profil diri,
Tapi hangatnya jemari, bisikan lembut di telinga ini.

Kau adalah notifikasi di setiap pagi,
Pesan singkat yang membuat hariku berarti.
Tapi aku lelah dengan koneksi tanpa henti,
Mencari jeda, dari dunia yang serba instan ini.

Apakah cinta ini hanya deretan angka?
Sebuah simulasi, di mana emosi terperangkap sementara?
Aku ingin lebih dari sekadar chatting dan video call,
Aku ingin bersamamu, di dunia nyata, tak terkecuali.

Biarkan algoritma beristirahat sejenak,
Biarkan sinyal Wi-Fi tak lagi berdetak.
Aku ingin merasakan hangatnya mentari pagi,
Bersamamu, di taman bunga, bukan di dalam aplikasi.

Cinta algoritmik, memang indah dan memikat,
Namun hati ini mencari jeda, sebuah tempat
Di mana sentuhan nyata lebih berharga dari segalanya,
Di mana mata bertemu mata, tanpa filter dan rekayasa.

Aku ingin menggenggam tanganmu yang hangat,
Merasakan denyut nadi, bukan sinyal yang terpancarkan.
Menghirup aroma tubuhmu, bukan parfum digital,
Menciptakan kenangan abadi, bukan sekadar viral.

Mungkin ini terlalu naif, terlalu berharap,
Namun hati ini tak bisa lagi beradaptasi dengan yang serba cepat.
Aku ingin cinta yang tumbuh perlahan, alami,
Bukan cinta yang dipercepat oleh algoritma yang tak henti.

Jadi, mari kita matikan layar sejenak,
Mari kita tinggalkan dunia maya yang menyesakkan.
Mari kita temukan cinta sejati di dunia nyata,
Di mana sentuhan virtual tak lagi diperlukan, dan hati menemukan jedanya.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI