Algoritma Takdir Mempertemukan Kita di Persimpangan Cinta

Dipublikasikan pada: 25 May 2025 - 03:39:51 wib
Dibaca: 159 kali
Di labirin kode, di antara biner dan data,
Aku mencari makna, sebuah jejak nyata.
Terjebak dalam rutinitas, algoritma kehidupan,
Hingga sebuah anomali mengubah tujuan.

Layar berpendar, memantulkan wajah lelah,
Terbiasa dengan logika, yang dingin dan gagah.
Namun, notifikasi datang, pesan tak terduga,
Sebuah nama asing, dalam dunia maya.

Algoritma takdir, bekerja tanpa suara,
Merangkai benang-benang tak kasat mata.
Mungkin ia membaca pola kesepianku,
Mungkin ia memahami kode kerinduanku.

Di persimpangan cinta, digital dan nyata,
Kau hadir bagai mentari, menghapus semua duka.
Avatar sederhana, profil tanpa cela,
Namun pancaran jiwamu, mampu membelah belantara.

Awalnya ragu, curiga membayangi,
Dunia virtual, seringkali menipu diri.
Namun obrolan mengalir, sehangat mentari pagi,
Membuka tabir hati, yang lama tersembunyi.

Kau bicara tentang mimpi, tentang harapan luas,
Tentang dunia ideal, tempat cinta berkuas.
Aku terpesona, oleh visi yang kau bagi,
Oleh semangatmu yang membara, tak pernah mati.

Kutemukan persamaan, dalam perbedaan nyata,
Kau seorang pemimpi, aku seorang perata.
Kau seorang seniman, aku seorang ilmuwan,
Namun kita bersatu, dalam satu tujuan.

Algoritma takdir, terus bekerja keras,
Mengumpulkan data, tanpa ampun dan tanpa belas.
Ia membaca kebiasaan, preferensi, dan minat,
Menghitung kemungkinan, sebuah akhir yang berkat.

Pertemuan pertama, terasa begitu aneh,
Bagai mimpi yang nyata, tak ingin kulepas.
Wajah yang familiar, senyum yang kurindu,
Semua terasa benar, tak ada yang keliru.

Kau tertawa lepas, suara merdu terdengar,
Menghapus kebisingan, yang lama menyesakkan.
Kau menggenggam tanganku, erat dan tak terlepas,
Seolah mengatakan, "Kita ditakdirkan, jelas."

Hari-hari berlalu, bagai kepingan kode,
Tertata rapi, membentuk episode.
Kita belajar mencintai, tanpa syarat dan batasan,
Menghadapi tantangan, dengan senyuman.

Algoritma takdir, kini menjadi saksi,
Bahwa cinta sejati, tak mengenal dimensi.
Ia bisa tumbuh subur, di antara byte dan pixel,
Menjadi abadi, dalam setiap detak.

Namun, takdir punya cara, yang sering tak terduga,
Ujian datang menerpa, bagai badai yang menggila.
Keraguan muncul kembali, kecemasan menghantui,
Apakah cinta ini, mampu bertahan nanti?

Kau menggenggam tanganku, lebih erat dari sebelumnya,
Menatap mataku, dengan cinta yang membara.
"Kita akan hadapi bersama, semua rintangan ini,"
"Karena cinta kita, lebih kuat dari algoritma ini."

Aku percaya padamu, pada janji yang kau ucap,
Pada kekuatan cinta, yang tak bisa diungkap.
Algoritma takdir, mungkin punya rencana,
Namun kita punya pilihan, untuk tetap bersama.

Di persimpangan cinta, kita berdiri teguh,
Menantang takdir, dengan hati yang penuh.
Karena cinta sejati, bukan hanya tentang kode,
Tapi tentang jiwa yang bertemu, dalam episode.

Kini aku mengerti, makna di balik semua,
Bahwa algoritma takdir, hanya perantara.
Yang terpenting adalah, pilihan yang kita buat,
Untuk mencintai sepenuh hati, tanpa ragu dan tanpa sesat.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI