Jejak Algoritma di Bibir, Hati Mencari Celah Cinta

Dipublikasikan pada: 29 May 2025 - 08:28:39 wib
Dibaca: 149 kali
Kursor berkedip, saksi bisu malam sunyi,
Di layar kaca, wajahmu hadir kembali.
Piksel-piksel tersusun, ilusi sempurna,
Menjebak rindu yang kian membara.

Jejak algoritma membayang di bibir,
Senyum virtual, manis menyihir.
Hati mencari celah cinta yang tersembunyi,
Di antara kode biner yang tak bertepi.

Kau hadir sebagai notifikasi di pagi hari,
Seuntai pesan singkat, penghapus sepi.
Emoji hati bertebaran di ruang maya,
Simbol kerinduan yang tak terhingga.

Dulu, aku ragu pada dunia digital,
Tempat cinta tumbuh secara artifisial.
Namun, jarimu menari di atas papan ketik,
Merangkai kata-kata yang begitu cantik.

Kita bertemu dalam forum diskusi yang ramai,
Berdebat tentang masa depan dan mimpi.
Kau cerdas, lugas, dan begitu memikat,
Membuat hatiku terpikat tanpa syarat.

Lalu, obrolan berlanjut ke pesan pribadi,
Membahas hal-hal remeh, namun berarti.
Kita berbagi cerita, tawa, dan juga duka,
Seolah telah lama saling berdeka.

Jarak membentang, lautan dan daratan,
Namun, koneksi internet menjadi jembatan.
Suaramu terdengar jelas di telinga,
Mengusir kesunyian yang selalu menghantui jiwa.

Aku membayangkan sentuhan lembut tanganmu,
Hangatnya pelukanmu di kala pilu.
Namun, semua hanya khayalan belaka,
Terjebak dalam realitas dunia maya.

Apakah cinta ini hanya sebatas angka?
Serangkaian kode yang mudah terbaca?
Atau adakah sesuatu yang lebih dalam,
Di balik layar kaca yang begitu kelam?

Hati ini merindukan tatapan mata langsung,
Bukan pantulan cahaya yang begitu kosong.
Ingin rasanya menggenggam erat jemarimu,
Merasakan denyut nadi di dekat nadiku.

Namun, aku sadar, kita terpisah jauh,
Terhalang oleh algoritma yang begitu kukuh.
Cinta ini bagaikan virus yang menyebar cepat,
Menjalar di setiap sudut ruang privat.

Aku mencoba mencari celah untuk bertemu,
Menembus batasan yang begitu membisu.
Berharap suatu hari nanti, kita bisa berjumpa,
Membuktikan bahwa cinta tak hanya sebatas data.

Mungkin ini hanya mimpi seorang pengode,
Yang terlalu percaya pada kekuatan kode.
Namun, aku takkan menyerah begitu saja,
Akan terus mencari jejak cinta di dunia maya.

Sebab, di balik algoritma yang rumit dan canggih,
Tersimpan harapan untuk sebuah kasih.
Jejak algoritma di bibir, masih terasa,
Hati terus mencari celah cinta, tak kenal putus asa.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI