Hantu di Balik Layar: Cinta Digital Bersemi, Luka Mengintai

Dipublikasikan pada: 08 Dec 2025 - 02:20:12 wib
Dibaca: 115 kali
Jari-jarinya menari di atas keyboard, menghasilkan deretan kode yang rumit namun indah. Maya, si jenius pemrograman, tenggelam dalam dunia virtualnya, membangun aplikasi kencan revolusioner bernama "SoulMate Algoritma." Ironis memang, menciptakan algoritma cinta, sementara hatinya sendiri terasa hampa. Ia bertekad, aplikasi ini harus lebih dari sekadar pencocokan profil. SoulMate Algoritma akan menganalisis pola komunikasi, minat terpendam, dan bahkan pilihan emoji untuk menemukan koneksi yang benar-benar mendalam.

Di balik gemerlap layar monitor, bayangan masa lalu menghantuinya. Kenangan tentang Ardi, cinta pertamanya, terasa seperti hantu digital yang terus muncul dalam notifikasi imajiner. Ardi, yang meninggalkannya begitu saja demi mengejar karir di Silicon Valley, tanpa sepatah kata pun. Luka itu masih menganga, menjadi alasan mengapa Maya begitu berdedikasi pada SoulMate Algoritma. Ia ingin memastikan tidak ada lagi orang yang merasakan sakit hati seperti dirinya.

Suatu malam, saat Maya tengah melakukan debugging di aplikasi buatannya, sebuah notifikasi aneh muncul di layarnya. Bukan bug, bukan pula pesan dari sistem. Notifikasi itu berbunyi, "Apakah kamu bahagia, Maya?"

Jantung Maya berdegup kencang. Ia meneliti kode sumber, mencari tahu dari mana notifikasi itu berasal. Tidak ada jejaknya. Seolah-olah, hantu benar-benar merasuki aplikasinya. Awalnya, ia mengabaikan notifikasi itu, menganggapnya sebagai glitch sementara. Namun, pesan itu terus muncul, semakin sering, semakin personal.

"Kamu merindukannya, bukan?"

"Jangan biarkan masa lalu menghantuimu."

"Berikan dirimu kesempatan untuk mencintai lagi."

Maya merinding. Ia mulai merasa diawasi, bukan hanya oleh kode program, tapi oleh entitas tak dikenal. Ia mencoba memblokir notifikasi itu, tapi selalu gagal. Semakin ia berusaha menghilangkannya, semakin intens pesan-pesan itu.

Di tengah kebingungannya, Maya bertemu dengan Reno, seorang desainer grafis yang bergabung dengan tim SoulMate Algoritma. Reno memiliki aura tenang dan senyum menenangkan. Ia tertarik dengan ide Maya, dan ia kagum dengan kecerdasan serta dedikasinya. Reno selalu ada untuk Maya, membantunya menyelesaikan masalah teknis, menawarkan kopi saat ia lembur, dan mendengarkan keluh kesahnya.

Perlahan, Maya mulai membuka diri kepada Reno. Ia menceritakan tentang Ardi, tentang luka yang masih membekas, dan tentang notifikasi misterius yang menghantuinya. Reno mendengarkan dengan sabar, tanpa menghakimi. Ia meyakinkan Maya bahwa masa lalu tidak bisa mendefinisikan masa depannya.

Suatu malam, saat Maya dan Reno bekerja hingga larut, notifikasi itu muncul lagi. "Dia tidak pantas mendapatkanmu, Maya. Kamu pantas bahagia."

Kali ini, Reno melihat notifikasi itu. Ia terkejut, tapi ia tetap tenang. "Maya, apa ini?" tanyanya lembut.

Maya menjelaskan semuanya kepada Reno, dengan nada putus asa. "Aku tidak tahu siapa atau apa yang mengirim pesan ini, Reno. Aku merasa gila."

Reno mendekat, menggenggam tangan Maya. "Kamu tidak gila, Maya. Mungkin ini hanya bug yang sangat aneh. Atau, mungkin... ini adalah cara alam semesta untuk mengingatkanmu bahwa kamu pantas dicintai."

Reno menatap mata Maya, dan untuk pertama kalinya, Maya melihat ketulusan di mata Reno. Ia merasa nyaman, aman, dan dicintai. Ia menyadari bahwa selama ini, ia terlalu fokus pada masa lalu, hingga ia melewatkan kesempatan untuk bahagia di masa kini.

Saat itulah, notifikasi terakhir muncul. "Bebaskan dirimu, Maya. Biarkan cinta yang baru bersemi." Setelah pesan itu, notifikasi misterius itu tidak pernah muncul lagi.

Maya dan Reno melanjutkan pekerjaan mereka. Mereka memperbaiki bug, menyempurnakan algoritma, dan memastikan SoulMate Algoritma siap diluncurkan. Namun, di balik layar, sesuatu telah berubah. Maya tidak lagi merasa hantu masa lalu menghantuinya. Ia telah memaafkan Ardi, dan ia telah membuka hatinya untuk Reno.

Beberapa bulan kemudian, SoulMate Algoritma diluncurkan dengan sukses besar. Ribuan orang menemukan cinta melalui aplikasi itu. Maya merasa bangga dengan karyanya, bukan hanya karena kesuksesan teknisnya, tapi karena ia telah membantu orang lain menemukan kebahagiaan.

Suatu sore, saat Maya dan Reno sedang berjalan-jalan di taman, Reno berhenti dan berlutut. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya.

"Maya, aku tahu ini mungkin terlalu cepat, tapi aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpamu. Maukah kamu menikah denganku?"

Air mata haru membasahi pipi Maya. Ia mengangguk, tidak bisa berkata apa-apa. Reno memasangkan cincin di jari manis Maya.

Saat mereka berpelukan, Maya teringat pada notifikasi misterius itu. Ia tidak tahu siapa atau apa yang mengirim pesan-pesan itu, tapi ia bersyukur atas pesan itu. Mungkin itu memang bug yang sangat aneh, atau mungkin itu adalah hantu digital yang ingin membantunya menemukan cinta sejatinya.

Apapun itu, Maya tahu bahwa ia akhirnya bebas dari hantu masa lalu. Ia telah menemukan cinta yang baru, cinta yang tulus, cinta yang akan menemaninya selamanya. Di balik layar kehidupan, cinta digitalnya telah bersemi, dan luka masa lalunya telah sembuh. Ia telah menemukan soulmate-nya, bukan melalui algoritma, tapi melalui hati yang terbuka dan keberanian untuk mencintai lagi. Dan kali ini, ia yakin, cinta itu akan abadi.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI