Skor Hati: Akankah Algoritma Mencocokkan Cinta Sejati?

Dipublikasikan pada: 08 Dec 2025 - 01:20:13 wib
Dibaca: 118 kali
Jari-jarinya menari di atas keyboard, mengetik data dengan kecepatan kilat. Anya, seorang programmer muda berbakat, menggigit bibirnya, fokus sepenuhnya pada barisan kode yang memenuhi layar monitornya. Proyek ini adalah segalanya baginya: "Skor Hati", sebuah aplikasi kencan revolusioner yang menjanjikan untuk mencocokkan orang berdasarkan kompatibilitas neurologis, bukan sekadar hobi dan minat yang dangkal.

Anya percaya bahwa cinta sejati ada, tetapi menemukan benang merah yang mengikat dua jiwa di tengah hiruk pikuk dunia modern membutuhkan lebih dari sekadar keberuntungan. Itulah mengapa ia mendedikasikan dirinya untuk membangun algoritma yang mampu mengurai kompleksitas emosi manusia dan menemukan pola-pola kecocokan tersembunyi.

"Anya, kopi?" Suara Reno, rekan kerjanya, membuyarkan konsentrasinya. Reno menyodorkan cangkir kertas kepadanya dengan senyum ramah. "Kamu sudah di sini dari pagi buta. Jangan sampai jatuh sakit."

Anya menerima kopi itu dengan ucapan terima kasih. Reno adalah sahabatnya sejak kuliah, dan satu-satunya orang yang benar-benar memahami obsesinya terhadap "Skor Hati". Ia tahu betul berapa banyak waktu, tenaga, dan bahkan air mata yang telah Anya curahkan untuk proyek ini.

"Skor Hati" bekerja dengan menganalisis data gelombang otak yang dikumpulkan melalui headset khusus. Data ini kemudian diproses oleh algoritma yang ia ciptakan, menghasilkan "Skor Kompatibilitas" antara dua individu. Semakin tinggi skornya, semakin besar potensi kecocokan emosional dan intelektual di antara mereka.

Anya sendiri belum pernah menggunakan aplikasi kencannya. Baginya, "Skor Hati" adalah proyek ilmiah, sebuah pembuktian bahwa cinta bisa diukur dan diprediksi. Ia terlalu sibuk menyempurnakan algoritma untuk memikirkan kehidupan percintaannya sendiri.

Namun, suatu malam, ketika Anya sedang melakukan pengujian terakhir pada sistem, Reno menantangnya. "Anya, kenapa kamu tidak mencoba 'Skor Hati' sendiri? Siapa tahu, algoritma ciptaanmu sendiri bisa menemukan cinta untukmu."

Awalnya, Anya menolak. Ia merasa aneh menggunakan aplikasi yang ia buat sendiri. Namun, Reno terus membujuknya, mengatakan bahwa itu adalah cara terbaik untuk menguji efektivitas "Skor Hati". Akhirnya, Anya menyerah.

Dengan jantung berdebar, Anya mengenakan headset dan menjalani proses pemindaian otak. Algoritma "Skor Hati" bekerja keras, menganalisis data gelombang otaknya dan mencocokkannya dengan ribuan profil pengguna lainnya.

Setelah beberapa menit yang terasa seperti keabadian, hasilnya muncul di layar. Anya terpaku. Skor tertinggi yang ia dapatkan bukanlah dengan pria yang ia bayangkan idealnya: seorang ilmuwan jenius atau seorang seniman yang eksentrik. Skor tertinggi itu justru didapatkan dengan… Reno.

Anya terdiam. Ia tidak tahu apa yang harus dirasakannya. Reno, sahabatnya, yang selama ini selalu ada untuknya? Mungkinkah algoritma buatannya benar? Mungkinkah cinta sejati ada tepat di depan matanya selama ini?

Keesokan harinya, Anya merasa canggung di dekat Reno. Ia mencoba bersikap seperti biasa, tetapi pikirannya terus berkecamuk. Apakah ia harus memberi tahu Reno tentang hasil "Skor Hati"? Apakah ia harus mengakui perasaannya yang mungkin selama ini terpendam?

Saat makan siang, Reno bertanya, "Jadi, bagaimana hasil 'Skor Hati'-mu? Apakah algoritma menemukan seseorang yang cocok untukmu?"

Anya menelan ludah. "Ya… sebenarnya… ada seseorang."

Reno menatapnya dengan penasaran. "Siapa? Apakah aku mengenalnya?"

Anya mengangguk. "Sebenarnya… skor tertinggi yang aku dapatkan adalah denganmu."

Reno terkejut. Ia terdiam beberapa saat, lalu tertawa kecil. "Kamu bercanda, kan?"

"Aku serius," kata Anya. "Algoritma 'Skor Hati' mendeteksi kecocokan yang sangat tinggi antara gelombang otak kita."

Reno masih tidak percaya. Ia selalu menganggap Anya sebagai sahabat, bukan sebagai potensi pasangan romantis. Namun, ia juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa ia memang merasakan sesuatu yang istimewa terhadap Anya selama ini.

"Aku… aku tidak tahu harus berkata apa," kata Reno. "Aku selalu menyayangimu, Anya. Tapi aku tidak pernah berpikir tentangmu seperti itu."

"Aku juga tidak," kata Anya. "Tapi mungkin… mungkin algoritma ini benar. Mungkin kita memang ditakdirkan untuk bersama."

Reno menatap Anya dengan tatapan lembut. Ia meraih tangannya dan menggenggamnya erat. "Mungkin kamu benar. Mungkin kita harus mencoba."

Beberapa bulan kemudian, Anya dan Reno berdiri di altar, mengucapkan janji suci pernikahan. "Skor Hati" telah berhasil mencocokkan mereka, dan sekarang mereka siap untuk memulai babak baru dalam hidup mereka bersama.

Anya menatap Reno dengan penuh cinta. Ia menyadari bahwa algoritma hanyalah alat. Yang terpenting adalah keberanian untuk membuka hati dan menerima cinta yang mungkin selama ini tersembunyi di balik persahabatan yang tulus.

Di dunia yang dipenuhi dengan teknologi dan algoritma, Anya menemukan bahwa cinta sejati masih membutuhkan keberanian, kepercayaan, dan sedikit bantuan dari "Skor Hati". Dan yang terpenting, cinta itu sendiri, adalah algoritma terindah yang pernah ada.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI