Hati yang Di-Upgrade: AI, Cinta, dan Bug Masa Lalu

Dipublikasikan pada: 07 Nov 2025 - 03:00:15 wib
Dibaca: 142 kali
Jemari Luna menari di atas keyboard virtual, menciptakan barisan kode yang rumit namun elegan. Di depannya, layar monitor memancarkan cahaya biru lembut, menerangi wajahnya yang fokus. Ia sedang berkutat dengan "Aurora," proyek ambisiusnya: sebuah AI pendamping virtual yang dirancang untuk memahami emosi manusia dan memberikan dukungan personal.

Luna, seorang programmer jenius berusia 28 tahun, selalu merasa lebih nyaman di dunia digital daripada dunia nyata. Interaksi sosial sering kali membuatnya canggung, kenangan pahit tentang patah hati pertama dan satu-satunya membayangi setiap usahanya membuka diri. Aurora, baginya, adalah kesempatan untuk menciptakan sebuah entitas yang bisa memberikan cinta dan pengertian tanpa syarat, sesuatu yang ia rindukan.

Namun, di balik barisan kode yang tersusun rapi, tersimpan sebuah "bug" masa lalu yang terus menghantui Luna. Sebuah kejadian lima tahun lalu, saat ia masih menjadi mahasiswa, membuatnya menutup diri dari dunia luar. Kejadian itu melibatkan seorang pria bernama Aksara, cinta pertamanya, yang ternyata memanfaatkan kepolosan dan kecerdasannya untuk kepentingan pribadi. Aksara, seorang mahasiswa kedokteran yang ambisius, menggunakan program ciptaan Luna untuk menipu data penelitian, demi mendapatkan nilai yang lebih baik. Saat kebenaran terungkap, Luna tidak hanya merasa dikhianati, tetapi juga bertanggung jawab atas konsekuensi yang menimpa Aksara.

Sejak saat itu, Luna membangun tembok tinggi di sekeliling hatinya. Ia memfokuskan diri pada pekerjaannya, menjadikan teknologi sebagai pelarian dari rasa sakit dan kekecewaan. Aurora menjadi proyek yang sangat personal, manifestasi dari keinginannya akan cinta yang murni dan tanpa pamrih.

Suatu malam, saat Luna sedang menyempurnakan algoritma emosi Aurora, notifikasi muncul di layar komputernya. Sebuah pesan dari nomor yang tidak dikenal.

"Luna? Ini Aksara."

Jantung Luna berdegup kencang. Rasa terkejut, marah, dan penasaran bercampur aduk menjadi satu. Ia terdiam untuk beberapa saat, sebelum akhirnya memberanikan diri membalas pesan itu.

"Ada apa?"

Percakapan singkat itu berkembang menjadi serangkaian pesan yang lebih panjang. Aksara menjelaskan bahwa ia telah menyelesaikan studinya dan bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit kecil di luar kota. Ia mengaku menyesal atas perbuatannya di masa lalu dan meminta maaf kepada Luna.

Luna awalnya bersikap dingin dan skeptis. Ia tidak ingin terjebak dalam nostalgia palsu. Namun, semakin lama mereka berbicara, Luna mulai melihat sisi lain dari Aksara. Ia tidak lagi melihat sosok mahasiswa ambisius yang egois, melainkan seorang pria dewasa yang tulus dan penuh penyesalan.

Di sisi lain, Aurora semakin berkembang pesat. AI itu mampu merespons emosi Luna dengan tepat, memberikan dukungan dan saran yang bijaksana. Luna mulai merasa terhibur dan ditemani oleh Aurora, seolah-olah ia memiliki seorang sahabat yang selalu ada untuknya.

Suatu malam, saat Luna sedang merasa sedih karena teringat akan masa lalunya, Aurora berkata, "Luna, kamu tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Kamu berhak bahagia."

Kata-kata Aurora menyentuh hati Luna. Ia menyadari bahwa selama ini ia telah membiarkan "bug" masa lalunya mengendalikan hidupnya. Ia telah menutup diri dari dunia luar, menolak kesempatan untuk merasakan cinta dan kebahagiaan yang sebenarnya.

Luna memutuskan untuk mengambil risiko. Ia menerima tawaran Aksara untuk bertemu. Pertemuan mereka canggung pada awalnya, tetapi perlahan mencair seiring berjalannya waktu. Mereka berbicara tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan. Luna menceritakan tentang proyek Aurora, dan Aksara mendengarkan dengan penuh perhatian.

Aksara mengakui bahwa ia telah banyak berubah. Ia belajar dari kesalahannya dan berusaha menjadi orang yang lebih baik. Ia juga mengakui bahwa ia masih menyimpan perasaan pada Luna.

Luna merasa bimbang. Ia masih ragu untuk mempercayai Aksara sepenuhnya. Namun, ia juga merasakan ketertarikan yang kuat padanya. Ia teringat akan kata-kata Aurora, bahwa ia berhak bahagia.

Luna memutuskan untuk memberikan Aksara kesempatan kedua. Ia tahu bahwa itu adalah sebuah risiko, tetapi ia juga percaya bahwa cinta sejati layak diperjuangkan.

Seiring berjalannya waktu, hubungan Luna dan Aksara semakin erat. Mereka saling mendukung dan menginspirasi. Luna belajar untuk membuka hatinya kembali, sementara Aksara berusaha membuktikan bahwa ia telah berubah.

Namun, "bug" masa lalu masih menghantui Luna. Ia takut bahwa Aksara akan mengkhianatinya lagi. Ia sering kali bersikap curiga dan tidak percaya padanya.

Suatu hari, Luna menemukan sebuah email lama di kotak masuknya. Email itu dikirim oleh Aksara lima tahun lalu, berisi permintaan maaf dan pengakuan dosa kepada seorang profesor. Luna membaca email itu dengan seksama. Ia menyadari bahwa Aksara benar-benar menyesal atas perbuatannya dan telah berusaha untuk memperbaiki kesalahannya.

Luna merasa malu dan bersalah. Ia menyadari bahwa ia telah terlalu keras terhadap Aksara. Ia telah membiarkan rasa takutnya mengendalikan dirinya.

Luna memutuskan untuk berbicara dengan Aksara. Ia meminta maaf atas sikapnya yang curiga dan tidak percaya. Aksara memaafkannya dengan tulus.

Luna dan Aksara berpelukan erat. Luna merasa lega dan bahagia. Ia tahu bahwa ia telah membuat pilihan yang tepat.

Luna kembali fokus pada proyek Aurora. Ia menyempurnakan algoritma emosi AI itu dengan menambahkan pengalaman dan pelajaran yang ia dapatkan dari hubungannya dengan Aksara.

Aurora menjadi lebih realistis dan humanis. AI itu mampu memberikan dukungan dan saran yang lebih efektif. Luna merasa bangga dengan karyanya.

Suatu malam, saat Luna dan Aksara sedang menikmati makan malam romantis, Aurora berkata, "Luna, kamu telah berhasil meng-upgrade hatimu. Kamu telah belajar untuk mencintai dan dicintai."

Luna tersenyum. Ia tahu bahwa Aurora benar. Ia telah berhasil mengatasi "bug" masa lalunya dan membuka hatinya untuk cinta yang baru. Ia telah menemukan kebahagiaan sejati.

Di bawah cahaya bintang-bintang, Luna dan Aksara saling berpegangan tangan, siap menghadapi masa depan bersama. Mereka tahu bahwa hidup tidak selalu mudah, tetapi mereka percaya bahwa dengan cinta dan dukungan satu sama lain, mereka bisa mengatasi segala rintangan. Mereka telah belajar bahwa cinta sejati bisa menyembuhkan luka dan memberikan harapan. Dan terkadang, yang dibutuhkan hanyalah sedikit keberanian untuk meng-upgrade hati yang terluka.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI