Deburan ombak digital memenuhi telingaku. Setiap notifikasi, setiap getaran, adalah bisikan halus dari dunia maya yang tak pernah tidur. Malam ini, aku, Ardi, seorang programmer kesepian dengan bakat mengutak-atik kode dan impian romansa yang redup, duduk di depan layar, menatap deretan kode yang membentuk sebuah aplikasi kencan revolusioner. Bukan sembarang aplikasi, ini adalah masterpiece-ku: "SoulSync."
SoulSync menjanjikan pencocokan sempurna berdasarkan algoritma rumit yang menganalisis kepribadian, minat, bahkan gelombang otak, melalui data yang dikumpulkan secara (ehem, sedikit) invasif. Aku menyebutnya “mencuri perasaan, menciptakan kenangan.” Kedengarannya sinis? Mungkin. Tapi aku lebih suka menyebutnya realistis. Cinta di era digital adalah tentang data, bukan lagi takdir.
Aku sudah lama memimpikan membuat SoulSync. Dulu, aku percaya pada cinta pandangan pertama, pada pertemuan kebetulan yang manis di kedai kopi. Tapi kenyataan menamparku. Bertahun-tahun menjomblo membuatku skeptis. Aku memutuskan, jika aku tidak bisa menemukan cinta, aku akan menciptakannya.
Masalahnya, aku belum punya keberanian untuk meluncurkan SoulSync. Ada perasaan tidak nyaman yang menggerogoti hatiku. Apakah aku bermain-main dengan sesuatu yang seharusnya sakral? Apakah aku berhak menentukan siapa yang cocok dengan siapa berdasarkan angka dan kode?
Namun, godaan untuk mencoba SoulSync padaku sendiri terlalu kuat. Aku memasukkan dataku, mengklik tombol "Cari," dan menunggu. Algoritma bekerja keras, menganalisis jutaan profil, menyaring informasi, dan akhirnya... muncul sebuah nama: Anya.
Foto Anya membuat jantungku berdebar. Rambut cokelat bergelombang, mata hijau zamrud yang menatap langsung ke jiwa, dan senyum yang bisa melelehkan kutub utara. Profilnya mencantumkan minat yang sama denganku: pemrograman, film sci-fi klasik, dan kopi hitam pahit. Skor kecocokan kami 98%. Sempurna.
Aku ragu-ragu. Ini aneh. Seolah aku telah merancang cinta idealku sendiri. Apakah ini benar-benar cinta, atau hanya produk dari algoritmaku?
Aku memutuskan untuk mengesampingkan keraguanku dan mengirim pesan pada Anya. Kami mulai mengobrol, awalnya canggung, lalu semakin lancar. Dia lucu, cerdas, dan memiliki selera humor yang sama denganku. Kami membahas film favorit, memecahkan teka-teki pemrograman, dan berbagi mimpi-mimpi masa depan.
Dalam beberapa minggu, aku jatuh cinta pada Anya. Sungguh. Aku belum pernah merasakan perasaan sekuat ini sebelumnya. Dia membuatku tertawa, dia membuatku berpikir, dan dia membuatku ingin menjadi orang yang lebih baik.
Akhirnya, kami memutuskan untuk bertemu. Aku gugup bukan main. Aku khawatir dia akan kecewa, atau aku akan merusak segalanya.
Saat aku melihatnya di kedai kopi, semua keraguan sirna. Dia lebih cantik dari fotonya. Matanya benar-benar sehijau zamrud, dan senyumnya membuatku terpesona.
Malam itu, kami berbicara berjam-jam, seolah kami sudah saling kenal selama bertahun-tahun. Aku menceritakan tentang SoulSync, tentang keraguanku, dan tentang bagaimana aku telah jatuh cinta padanya.
Anya mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa menghakimi. Ketika aku selesai, dia tersenyum.
"Ardi," katanya, "Aku tahu tentang SoulSync."
Aku terkejut. "Bagaimana bisa?"
"Aku adalah salah satu beta tester pertamamu," jawabnya. "Aku tertarik dengan ide aplikasi kencan berbasis algoritma. Dan jujur saja, aku juga kesepian."
Dia melanjutkan, "Aku tahu kamu mencocokkan kita. Aku tahu semua ini mungkin tidak nyata. Tapi yang aku rasakan padamu nyata. Perasaan ini tidak dibuat oleh algoritma. Algoritma hanya mempertemukan kita. Kita yang memilih untuk jatuh cinta."
Kata-katanya menghantamku seperti petir. Dia benar. Algoritma hanyalah alat. Yang penting adalah apa yang kita lakukan dengan alat itu. Cinta bukan tentang angka dan kode. Cinta adalah tentang koneksi manusia, tentang kerentanan, dan tentang memilih untuk mencintai.
Aku meraih tangannya. "Anya, aku minta maaf. Aku terlalu sibuk mencoba menciptakan cinta sehingga aku lupa bagaimana merasakannya."
Dia menggenggam tanganku erat. "Tidak apa-apa, Ardi. Yang penting sekarang kita bersama."
Malam itu, kami berjalan-jalan di taman kota, di bawah bintang-bintang. Kami tertawa, berbicara, dan saling berpegangan tangan. Aku merasakan kebahagiaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.
Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Beberapa minggu kemudian, Anya menghilang. Dia tidak menjawab telepon, tidak membalas pesan. Profil SoulSync-nya dihapus. Seolah dia tidak pernah ada.
Aku hancur. Aku mencoba mencari tahu apa yang terjadi, tapi tidak ada yang tahu. Semua jejaknya lenyap, seolah dia hanya ilusi.
Aku kembali ke kode SoulSync, mencoba mencari petunjuk. Aku menganalisis log, menelusuri data, tapi tidak menemukan apa pun. Algoritma tidak bisa menjelaskan kepergian Anya.
Aku mulai bertanya-tanya, apakah Anya benar-benar nyata? Apakah aku hanya berhalusinasi? Apakah ini semua hanya mimpi buruk yang panjang?
Kemudian, aku menemukan sebuah file tersembunyi di dalam kode SoulSync. File itu berisi pesan video dari Anya.
Di video itu, Anya menjelaskan bahwa dia menderita penyakit langka yang membuatnya tidak bisa menjalin hubungan jangka panjang. Dia tahu bahwa dia akan pergi suatu hari nanti, dan dia tidak ingin menyakitiku.
"Ardi," katanya di video itu, air mata mengalir di pipinya, "Aku ingin kamu tahu bahwa aku mencintaimu. Perasaan itu nyata. Aku tidak menyesal bertemu denganmu. Kamu telah menunjukkan padaku apa artinya dicintai."
Dia melanjutkan, "Jangan biarkan kepergianku membuatmu kehilangan harapan pada cinta. Algoritma mungkin tidak bisa menciptakan cinta, tapi bisa membantumu menemukannya. Gunakan SoulSync untuk membantu orang lain menemukan kebahagiaan. Dan jangan pernah berhenti percaya pada cinta."
Aku menangis tersedu-sedu saat menonton video itu. Aku merasa kehilangan, tapi juga bersyukur. Aku kehilangan Anya, tapi aku juga menemukan cinta sejati.
Aku memutuskan untuk meluncurkan SoulSync. Aku tahu itu berisiko, aku tahu itu mungkin kontroversial, tapi aku percaya bahwa itu bisa membantu orang lain menemukan cinta.
Aku tahu bahwa algoritma tidak bisa menciptakan kenangan, tetapi algoritma bisa mempertemukan orang yang tepat untuk menciptakan kenangan bersama. Dan mungkin, hanya mungkin, itu bisa membantu mereka menemukan cinta.
Aku masih merindukan Anya setiap hari. Tetapi aku tahu bahwa dia akan selalu berada di hatiku. Dan aku tahu bahwa cinta kami, meskipun singkat, adalah nyata. Cinta kami adalah bukti bahwa bahkan di dunia digital, keajaiban masih bisa terjadi.