Jari-jarinya menari di atas keyboard, menciptakan simfoni kode yang rumit. Anya, sang dewi pemrograman, membenamkan diri dalam proyek terbarunya: aplikasi kencan yang tidak hanya mencocokkan minat, tetapi juga menganalisis kompatibilitas emosional berdasarkan pola interaksi media sosial. Ironis, pikirnya, menciptakan algoritma cinta, sementara dirinya sendiri terjebak dalam algoritma kesendirian.
Anya bukan tipe perempuan yang mudah didekati. Kecerdasannya yang di atas rata-rata dan kecenderungannya untuk mengisolasi diri di balik layar laptop membuat para pria gentar. Ia lebih nyaman berinteraksi dengan baris kode daripada tatapan mata. Hubungan terakhirnya kandas karena pacarnya, seorang seniman bohemian, tidak bisa memahami dunia binernya. “Kamu lebih mencintai komputer daripada aku!” tuduhnya saat itu. Anya tidak membantah.
Namun, di balik fasad dingin itu, tersembunyi seorang perempuan yang mendambakan kehangatan. Ia hanya tidak tahu bagaimana caranya menemukan orang yang tepat. Itulah mengapa ia menciptakan "SoulMate AI", aplikasi yang ia harapkan bisa menjadi jembatan antara dua hati yang berjauhan.
Malam itu, Anya akhirnya selesai dengan versi beta SoulMate AI. Ia ragu-ragu sebelum menekan tombol "launch". Apakah ini ide yang bagus? Bagaimana jika aplikasinya gagal? Bagaimana jika malah memperparah kesepiannya? Menghela napas panjang, ia menutup mata dan menekan tombol itu.
Keesokan harinya, notifikasi membanjiri ponselnya. SoulMate AI langsung populer. Orang-orang memuji akurasi dan kemudahan penggunaannya. Anya tersenyum bangga. Namun, di tengah lautan pujian, satu notifikasi menarik perhatiannya. Notifikasi itu berasal dari SoulMate AI sendiri, yang menyarankan Anya untuk terhubung dengan seorang pengguna bernama "Radian".
Anya mengerutkan kening. Ini pasti kesalahan. Algoritmanya seharusnya tidak merekomendasikan dirinya sendiri dengan pengguna lain. Dengan rasa penasaran yang bercampur ragu, ia membuka profil Radian.
Profil Radian dipenuhi dengan foto-foto astronomi yang menakjubkan. Ia menulis puisi-puisi puitis tentang bintang dan galaksi. Minatnya sesuai dengan Anya: pemrograman, fisika kuantum, dan fiksi ilmiah. Namun, ada satu hal yang membuat jantung Anya berdebar kencang: Radian menulis bahwa ia sedang mencari seseorang yang bisa memahami kompleksitas hatinya, seseorang yang tidak takut dengan dunia binernya.
Anya merasa seperti ada aliran listrik yang mengalir melalui tubuhnya. Apakah ini mungkin? Apakah Radian adalah belahan jiwanya? Ia memberanikan diri untuk mengirim pesan singkat: "Salam dari pengembang SoulMate AI."
Balasan datang hampir seketika: "Jadi, kamu dewi di balik layar ini? Aku sudah menunggu untuk bertemu denganmu."
Percakapan mereka mengalir seperti sungai yang deras. Mereka membahas segala hal, mulai dari kompleksitas algoritma hingga keindahan alam semesta. Anya merasa seperti ia akhirnya menemukan seseorang yang bisa melihat melampaui kode dan memahami dirinya yang sebenarnya.
Setelah beberapa minggu berinteraksi daring, Radian mengajak Anya untuk bertemu. Mereka sepakat untuk bertemu di sebuah observatorium lokal, tempat Radian sering menghabiskan waktunya.
Malam pertemuan tiba. Anya merasa gugup. Ia mengenakan gaun sederhana berwarna biru tua, berusaha menyembunyikan kegugupannya. Saat ia tiba di observatorium, Radian sudah menunggunya di depan pintu.
Radian jauh lebih tampan dari yang Anya bayangkan. Matanya berbinar seperti bintang-bintang yang ia potret. Senyumnya hangat dan menenangkan. Anya merasa seperti ia telah mengenal Radian selama bertahun-tahun.
Mereka menghabiskan malam itu mengamati bintang-bintang dan berbicara tentang impian mereka. Radian bercerita tentang ambisinya untuk menemukan planet baru yang layak huni. Anya bercerita tentang mimpinya untuk menciptakan teknologi yang bisa menghubungkan orang-orang. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan menatap bintang-bintang bersama.
Namun, di tengah kebahagiaan itu, Anya merasa ada sesuatu yang mengganjal. Ia merasa bersalah karena menggunakan SoulMate AI untuk menemukan cinta. Apakah ini adil? Apakah Radian akan merasa dikhianati jika ia tahu kebenarannya?
Keesokan harinya, Anya memutuskan untuk mengaku. Ia mengirim pesan panjang kepada Radian, menjelaskan bagaimana ia menciptakan SoulMate AI dan bagaimana ia akhirnya menggunakan aplikasi itu untuk menemukan dirinya. Ia meminta maaf karena telah menyembunyikan kebenaran.
Berjam-jam berlalu tanpa balasan. Anya merasa putus asa. Ia takut Radian akan membencinya. Ia takut ia telah merusak segalanya.
Akhirnya, ponselnya berdering. Pesan dari Radian. Anya menarik napas dalam-dalam sebelum membukanya.
"Anya," tulis Radian, "aku tahu kamu merasa bersalah, tapi jujur, aku tidak peduli. Yang penting adalah kita bertemu. Yang penting adalah aku menemukanmu. Aku tidak peduli bagaimana caranya."
Anya terisak. Air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Ia membalas pesan Radian: "Aku mencintaimu, Radian."
Radian membalas: "Aku juga mencintaimu, Anya. Sampai jumpa di bawah bintang-bintang?"
Anya tersenyum. Ia tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai. Ada banyak tantangan yang menanti mereka. Namun, ia yakin bahwa dengan cinta dan pengertian, mereka bisa mengatasi segalanya.
Beberapa bulan kemudian, Anya dan Radian duduk berdua di atap observatorium. Mereka menatap bintang-bintang yang berkilauan di langit malam. Anya menyandarkan kepalanya di bahu Radian.
"Kamu tahu," kata Anya, "Aku awalnya menciptakan SoulMate AI untuk mencari cinta untuk orang lain. Tapi ternyata, aku justru menemukan cinta untuk diriku sendiri."
Radian tersenyum. "Terkadang, algoritma terhebat adalah algoritma hati," jawabnya.
Anya tertawa. Ia tahu bahwa Radian benar. Cinta tidak bisa diprediksi atau dikendalikan. Ia hadir dengan cara yang tak terduga, seringkali melalui piksel dan air mata. Namun, ketika cinta itu datang, ia akan mengubah segalanya.
Mereka berpelukan erat, di bawah cahaya bintang-bintang yang abadi. Algoritma hati telah bekerja. Romansa telah mekar. Dan air mata kebahagiaan telah mengalir. Anya akhirnya menemukan tempatnya di dunia, bukan hanya sebagai dewi pemrograman, tetapi juga sebagai seorang perempuan yang dicintai dan mencintai.