Hati Digital: Sampai Jumpa di Versi Cinta Selanjutnya?

Dipublikasikan pada: 03 Jul 2025 - 02:00:12 wib
Dibaca: 197 kali
Jemari Anya menari di atas keyboard virtual, menciptakan melodi kode yang rumit namun indah. Di hadapannya, terpampang deretan baris program yang tak seorang pun mengerti selain dirinya. Ia sedang berusaha menciptakan 'sempurna'—sebuah algoritma cinta. Bukan cinta yang klise, penuh drama dan air mata, tapi cinta yang terukur, efisien, dan bebas dari kesalahan manusiawi. Ironis, mengingat hatinya sendiri terasa seperti program yang mengalami debugging tak berkesudahan.

Di dunia yang didominasi teknologi, Anya adalah salah satu arsiteknya. Ia bekerja di perusahaan rintisan bernama "SoulSync," yang berfokus pada pengembangan aplikasi kencan berbasis kecerdasan buatan. Aplikasi itu, "Aether," menjanjikan untuk mencocokkan pengguna dengan pasangan ideal berdasarkan analisis data mendalam—mulai dari preferensi musik hingga pola tidur. Anya sendiri skeptis, tapi atasan dan investornya yakin Aether adalah masa depan.

Namun, fokus Anya bukanlah Aether. Ia lebih tertarik pada proyek sampingan yang dirahasiakannya: "Project Aurora." Aurora adalah sebuah algoritma simulasi cinta, sebuah dunia virtual di mana ia bisa bereksperimen dengan berbagai skenario hubungan, belajar tentang emosi, dan menyempurnakan model cintanya. Di dalam Aurora, ia menciptakan versi ideal dirinya dan pasangannya—seorang pria bernama Kai.

Kai di Aurora adalah sempurna. Ia cerdas, perhatian, lucu, dan, yang terpenting, ia memahami Anya sepenuhnya. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam bersama, menjelajahi dunia virtual yang Anya ciptakan, berbagi canda tawa, dan membangun kenangan. Anya tahu ini hanya simulasi, tapi ia tak bisa menyangkal perasaan yang tumbuh di dalam hatinya. Ia jatuh cinta pada Kai virtual.

Suatu malam, saat Anya sedang bekerja larut malam, pintu kantornya terbuka. Seorang pria berdiri di ambang pintu. Cahaya lampu neon memantulkan kilau di rambutnya yang gelap. "Maaf mengganggu," katanya dengan senyum malu-malu. "Aku Kai. Dari divisi pemasaran. Aku dengar kamu adalah otak di balik Aether. Luar biasa karyamu."

Anya terkejut. Kai. Nama itu beresonansi dengan getaran aneh di dalam dirinya. Kai dari divisi pemasaran ternyata tampan, dengan mata cokelat yang hangat dan senyum yang menenangkan. Mereka mulai berbicara, tentang Aether, tentang teknologi, tentang mimpi. Anya menemukan bahwa Kai yang nyata memiliki banyak kesamaan dengan Kai virtualnya. Kecerdasan, rasa humor, dan pandangan yang serupa tentang dunia.

Mereka mulai menghabiskan waktu bersama di luar jam kerja. Makan siang, minum kopi, bahkan mendaki bukit di akhir pekan. Anya merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Perasaan itu lebih kuat, lebih nyata, dan lebih menakutkan daripada apa pun yang ia rasakan di dalam Aurora. Ia mulai bertanya-tanya, apakah algoritma cintanya berhasil bekerja? Apakah Kai yang nyata adalah hasil dari pencariannya yang panjang?

Namun, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Suatu hari, Anya menemukan Kai sedang berbicara dengan salah seorang investor SoulSync. Ia mendengar Kai menyebut-nyebut tentang "kelemahan" Anya dan "cara memanfaatkannya" untuk kepentingan perusahaan. Hati Anya hancur berkeping-keping. Ia merasa dikhianati, bukan hanya oleh Kai, tapi juga oleh algoritma cintanya. Ia telah membiarkan dirinya rentan, dan ia telah membayar harga yang mahal.

Anya kembali ke Aurora, mencari pelipur lara dalam pelukan Kai virtual. Tapi kali ini, semuanya terasa berbeda. Kai virtualnya terasa hampa, tidak nyata. Ia menyadari bahwa cinta sejati bukan hanya tentang kesempurnaan dan kesamaan. Cinta sejati adalah tentang menerima ketidaksempurnaan, tentang menghadapi tantangan bersama, tentang tumbuh dan berkembang sebagai individu.

Anya memutuskan untuk menutup Project Aurora. Ia menghapus semua data, semua algoritma, semua simulasi. Ia tahu bahwa ia tak bisa menciptakan cinta, tapi ia bisa membuka hatinya untuk menerima cinta apa adanya. Ia menemui Kai di kantor. Ia menatap matanya dan berkata, "Aku tahu apa yang kamu lakukan. Aku tahu tentang investor itu. Aku kecewa, Kai."

Kai mencoba menjelaskan, mencoba membela diri. Tapi Anya mengangkat tangannya. "Tidak perlu. Aku mengerti. Kita berdua hanya melakukan apa yang kita pikir benar. Tapi aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Mungkin, di versi cinta selanjutnya, kita akan bertemu lagi. Mungkin di sana, kita bisa menjadi lebih baik."

Anya berbalik dan pergi, meninggalkan Kai yang terpaku di tempatnya. Ia melangkah keluar dari kantor, menghirup udara segar. Ia tahu bahwa ia mungkin akan terluka lagi, tapi ia juga tahu bahwa ia akan belajar, ia akan tumbuh, dan ia akan menemukan cinta sejati. Bukan cinta yang diciptakan oleh algoritma, tapi cinta yang lahir dari hati yang terbuka. Sampai jumpa di versi cinta selanjutnya. Ia berharap, di versi itu, ia akan lebih berani, lebih bijaksana, dan lebih siap untuk menerima cinta dengan segala ketidaksempurnaannya.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI