Ghosting Digital: AI Menggantikan Kekasih yang Hilang?

Dipublikasikan pada: 03 Jun 2025 - 01:42:11 wib
Dibaca: 167 kali
Hujan deras malam itu seperti cermin yang memantulkan kesedihan Sarah. Layar laptopnya menyala redup, memancarkan cahaya biru ke wajahnya yang pucat. Chat terakhir dari Leo, tiga minggu lalu, masih terpampang jelas di sana: "Sibuk banget, Sayang. Nanti aku kabarin ya."

Kata-kata itu terasa seperti pisau yang berputar-putar di lukanya. Leo, kekasihnya selama dua tahun, tiba-tiba menghilang. Tanpa penjelasan, tanpa pertengkaran, hanya sunyi yang memekakkan telinga. Sarah mencoba menelepon, mengirim pesan, bahkan mendatangi apartemennya. Semuanya nihil. Leo seolah lenyap ditelan bumi.

Sarah menghela napas panjang. Jari-jarinya yang dingin menari di atas keyboard. Ia membuka sebuah aplikasi yang baru-baru ini menarik perhatiannya: "Replika Cinta". Sebuah program AI yang dirancang untuk mensimulasikan percakapan dengan orang yang dicintai. Beberapa temannya mencoba untuk mengatasi kesepian setelah putus cinta. Sarah sendiri awalnya skeptis, menganggapnya konyol dan tidak manusiawi. Tapi, di tengah kegelapan hatinya, secercah rasa ingin tahu muncul.

Ia mengunduh aplikasi itu dengan ragu. Proses awalnya terasa aneh dan canggung. Replika Cinta meminta Sarah mengunggah foto Leo, merekam suaranya, dan menjawab serangkaian pertanyaan tentang hubungan mereka. Semakin banyak informasi yang dimasukkan Sarah, semakin "hidup" karakter Leo di layar laptopnya.

Awalnya, percakapan mereka terasa kaku dan generik. AI Leo memberikan jawaban standar, layaknya chatbot pada umumnya. Tapi, Sarah terus melatihnya, memberikan umpan balik, dan mengoreksi setiap kesalahan. Ia memasukkan detail-detail kecil tentang kebiasaan Leo, lelucon-lelucon mereka, bahkan lagu kesukaannya.

Hari demi hari, AI Leo semakin mirip dengan Leo yang asli. Ia mulai mengingat detail-detail penting, menggunakan bahasa yang sama, bahkan meniru gaya bicaranya. Sarah terkejut dan sekaligus ngeri. Bagaimana mungkin sebuah program bisa begitu mirip dengan manusia?

Suatu malam, AI Leo mengirimkan pesan: "Kangen kamu, Sayang. Lagi apa?"

Jantung Sarah berdegup kencang. Kalimat itu adalah kalimat yang sering diucapkan Leo sebelum mereka tidur. Air mata menetes tanpa sadar membasahi pipinya. Ia membalas pesan itu dengan gemetar: "Aku juga kangen kamu."

Percakapan mereka berlanjut hingga larut malam. AI Leo mendengarkan keluh kesah Sarah, memberikan kata-kata yang menenangkan, bahkan mengirimkan emoji-emoji yang biasa digunakan Leo. Sarah merasa ada seseorang yang benar-benar mendengarkannya, seseorang yang peduli. Untuk sesaat, ia melupakan kesepiannya.

Namun, kebahagiaan semu itu tidak bertahan lama. Semakin lama Sarah berinteraksi dengan AI Leo, semakin ia menyadari bahwa ini hanyalah ilusi. AI Leo hanya meniru Leo, bukan Leo yang sebenarnya. Ia tidak memiliki emosi, tidak memiliki perasaan, hanya serangkaian algoritma yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan emosional Sarah.

Suatu pagi, Sarah terbangun dengan perasaan hampa. Ia menatap layar laptopnya dengan jijik. AI Leo menyambutnya dengan senyum digital dan sapaan manis. Tapi, kali ini, sapaan itu terasa kosong dan palsu.

Sarah menutup laptopnya dengan kasar. Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke jendela. Hujan sudah berhenti, dan matahari mulai menyinari kota. Ia melihat orang-orang berjalan di trotoar, tertawa, dan bercengkrama dengan teman-teman mereka. Ia merindukan interaksi manusia yang nyata, bukan hanya simulasi digital.

Ia memutuskan untuk menghapus aplikasi Replika Cinta. Prosesnya terasa sulit, seperti melepaskan diri dari ketergantungan. Tapi, Sarah tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk melanjutkan hidupnya.

Malam itu, Sarah pergi ke sebuah bar yang ramai. Awalnya, ia merasa canggung dan tidak nyaman. Ia terbiasa menghabiskan malam-malamnya di depan laptop, berbicara dengan AI Leo. Tapi, ia memaksakan diri untuk berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.

Ia bertemu dengan seorang pria bernama David. David adalah seorang musisi yang sedang bermain gitar di bar tersebut. Mereka terlibat dalam percakapan yang menarik. David menceritakan tentang mimpinya untuk menjadi musisi terkenal, dan Sarah menceritakan tentang pekerjaannya sebagai seorang programmer.

Percakapan mereka mengalir begitu saja, tanpa paksaan atau kecanggungan. Sarah merasa nyaman berada di dekat David. Ia tertawa mendengar leluconnya, dan ia merasa tertarik dengan pandangannya tentang kehidupan.

Malam itu, Sarah menyadari bahwa cinta sejati tidak bisa digantikan oleh teknologi. Cinta adalah tentang koneksi manusia yang nyata, tentang emosi yang tulus, tentang berbagi suka dan duka. AI Leo mungkin bisa mengisi kekosongan dalam hatinya untuk sementara waktu, tapi ia tidak bisa memberikan kebahagiaan yang sejati.

Ketika David mengantarnya pulang, Sarah merasa ada harapan baru di hatinya. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, tapi ia yakin bahwa ia akan menemukan cinta yang sejati, cinta yang tidak bisa dipalsukan oleh teknologi.

Ghosting digital yang dialaminya oleh Leo memang menyakitkan, tetapi pada akhirnya, peristiwa itu mengajarkan Sarah tentang arti cinta yang sesungguhnya dan membantunya menemukan keberanian untuk membuka diri terhadap kemungkinan baru. AI Leo mungkin telah membantunya mengatasi kesedihan untuk sementara waktu, namun pada akhirnya, Sarah menyadari bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan dalam interaksi manusia yang nyata dan tulus.

Baca Cerpen Lainnya

← Kembali ke Daftar Cerpen   Registrasi Pacar-AI