Di labirin algoritma, kucari jejak
Sebuah rasa yang samar, hampir tak berbecak.
Ketikkan kode cinta, rumit dan tersembunyi,
Mesin pencari hatiku mulai menelusuri.
Kubuka jendela jiwa, lebar-lebar ku pasang,
Berharap temukan wajah, hilang dalam bayang.
Ketikkan kata kunci, "kebahagiaan sejati,"
Namun hasil pencarian, selalu kembali ke bukti.
Bahwa setiap detak, setiap denyut nadi,
Terkoneksi padamu, tak bisa kumungkiri.
Ku coba berbagai frasa, kucari metafora,
Tetap saja namamu, memenuhi memori fora.
Di antara biner dan bit, kau hadir mempesona,
Layaknya oasis di gurun, penyejuk dahaga.
Kucari definisi cinta, dalam data yang tersimpan,
Tapi jawaban yang muncul, hanyalah senyummu, menawan.
Algoritma cinta ini, sungguh tak terduga,
Membuatku terprogram, untuk selalu merindu juga.
Kucoba menghapus cache, membersihkan jejak digital,
Namun hatiku menolak, tetap setia, integral.
Firewall logika kubuat, setinggi menara,
Namun sinyal cintamu, menembus tanpa suara.
Kucari alasan logis, mengapa harus dirimu,
Namun mesin pencari, hanya menemukan ragumu.
Ragumu yang indah, yang membuatku penasaran,
Ingin kubuktikan cinta, bukan sekadar harapan.
Kucoba mencari bug, dalam sistem percintaan,
Namun yang kutemukan, hanya kode kesetiaan.
Kucoba memprogram ulang, rasa dalam dada,
Berharap ada pilihan, selain dirimu, oh cinta.
Namun kompiler hatiku, menolak mentah-mentah,
Error! Error! Hanya namamu, yang tertulis di sana.
Kucari di forum cinta, tanya pada sesama,
Adakah cara menghapus, rasa yang membara?
Namun jawaban yang ada, sungguh tak terperi,
"Cinta sejati takkan hilang, walau dicari pengganti."
Kucoba mematikan paksa, sistem dalam diri,
Berharap rasa ini hilang, tak lagi menghantui.
Namun reboot hatiku, selalu kembali pada titik,
Di mana namamu terukir, abadi dan berbisik.
Mungkin memang benar, mesin pencari ini,
Telah terprogram untukmu, tak bisa dihindari.
Mungkin takdir cinta, telah lama terencana,
Bahwa hatiku hanya untukmu, selamanya.
Kini kuterima takdir, dengan lapang dan rela,
Biarlah mesin pencari, terus menyebut nama.
Karena di setiap pencarian, selalu ada harapan,
Bahwa suatu saat nanti, cinta kita kan bersemi, menawan.
Biarlah algoritma, terus berputar dan mencari,
Karena hatiku telah menemukan, tambatan abadi.
Mesin pencari hatiku, takkan pernah berhenti,
Menemukanmu, mencintaimu, hingga akhir nanti.