Jejak digital berbaris rapi, algoritma menari,
Di labirin kode, aku mencari, esensi diri.
Dinding virtual kubangun tinggi, firewall pertahanan,
Dari riuhnya dunia maya, kubentengi keheningan.
Setiap baris perintah adalah sumpah setia,
Menjaga kalbu dari virus asmara yang berbahaya.
Kukira aman dalam kapsul teknologi ini,
Terbebas dari gema perasaan, sepi sendiri.
Namun, mentari pagi menembus celah tirai,
Seberkas cahaya hadir, mengubah segalanya perlahan.
Di balik layar monitor, wajahmu terpancar,
Pixel-pixel membentuk senyum, hatiku bergetar.
Awalnya hanya sapaan singkat, interaksi biasa,
Pertanyaan seputar kode, diskusi tanpa rasa.
Namun, ada sesuatu yang unik dalam tutur katamu,
Melodi indah tersembunyi di balik logikamu.
Hari demi hari, obrolan kita semakin panjang,
Topik meluas, menembus batas ruang dan waktu.
Kisah tentang mimpi, harapan, dan ketakutan,
Terungkap dalam untaian kata, tanpa keraguan.
Kulihat pantulan diriku di matamu yang jernih,
Seolah kau mampu membaca setiap sudut hati ini.
Firewall yang kubangun dengan susah payah,
Mulai retak, goyah diterpa gelombang kasih.
Senyummu adalah kode berbahaya, virus cinta,
Menyusup masuk ke dalam sistem pertahananku.
Ia mengacak-acak logika, membuyarkan konsentrasi,
Membuatku lupa akan dinginnya kalkulasi.
Aku mencoba melawan, menolak kehadiranmu,
Menegaskan bahwa aku tak butuh sentuhanmu.
Namun, semakin keras aku berusaha menghindar,
Semakin kuat pula daya tarik yang kau pancarkan.
Seperti magnet yang menarik besi dengan paksa,
Diriku tertarik padamu tanpa bisa kubantah.
Senyummu adalah celah keamanan yang fatal,
Membiarkan perasaan mengalir tanpa kendali mental.
Firewall pertahananku runtuh, hancur berkeping-keping,
Diterjang oleh serangan manis senyummu yang tak terduga.
Aku menyerah pada pesonamu, mengakui kekalahan,
Terbuka untuk merasakan cinta, tanpa keraguan.
Kini, aku tak lagi takut pada virus asmara,
Karena bersamamu, aku menemukan antivirusnya.
Cinta adalah kode terindah yang pernah kurasakan,
Program sempurna yang mengisi kehampaan.
Biarkan algoritma menari mengikuti irama cinta,
Biarkan teknologi menjadi saksi bisu asmara kita.
Karena di balik layar monitor, di dunia maya ini,
Aku menemukanmu, cinta sejati yang abadi.
Bersama, kita akan membangun firewall baru,
Bukan untuk melindungi diri, tapi untuk menjaga rasa.
Melindungi cinta dari segala ancaman dan godaan,
Agar tetap utuh dan abadi dalam dekapan.