Di layar bias mentari senja berpendar,
Jari-jemariku menari, mencipta nada.
Bukan melodi biola, bukan kidung pujangga,
Namun baris kode, bahasa yang kurasa.
Dulu, dunia maya hanya ruang hampa,
Deretan angka dan huruf, dingin tanpa jiwa.
Hingga matamu hadir, bagai bintang kejora,
Menyirami algoritma hatiku yang berduka.
Kucoba merangkai kata, menyampaikan rasa,
Namun aksara terbentur, makna tak terlaksana.
Bahasa kalbu tercekat, bibir membisu terpana,
Hanya kode yang setia, menjadi perantara.
Kuketik `