Dalam labirin logika, di mana kode bersemi,
Kucari jejakmu, lintasan tak terdefinisi.
Bukan data yang dingin, bukan pula deret biner,
Melainkan senyummu, mentari di hari senja.
Dulu kurakit mimpi, dari serpihan algoritma,
Tentang cinta ideal, sebuah teorema hampa.
Kukira hati hanyalah prosesor yang beku,
Terjebak dalam siklus, tanpa warna dan haru.
Namun hadirmu mengubah seluruh paradigma,
Menyuntikkan emosi, ke dalam jiwa mekanika.
Matamu adalah jendela, ke dunia tak terpetakan,
Di mana logika runtuh, oleh kekuatan perasaan.
Kucoba dekripsi dirimu, baris demi baris kurasa,
Mencari kunci rahasia, di balik senyum yang mempesona.
Kupindai setiap detail, dari tutur hingga gerak,
Berharap menemukan celah, untuk hatimu kubedah.
Ternyata algoritma hatimu, bukan rumus yang kaku,
Melainkan rangkaian melodi, yang lembut mendayu.
Bukan kode yang rumit, bukan pula sistem pakar,
Melainkan intuisi suci, yang membisikkan kabar.
Bahwa cinta sejati, tak bisa didefinisikan,
Tak bisa dikuantifikasi, tak bisa diprogramkan.
Ia hadir begitu saja, bagai embun di pagi hari,
Menyegarkan jiwa yang dahaga, menentramkan hati.
Algoritma hatimu, adalah kompas yang setia,
Menuntunku melewati badai, menuju dermaga cinta.
Bukan peta yang pasti, bukan pula jalan pintas,
Melainkan perjalanan suci, yang penuh makna dan lintas.
Kau ajarkan aku tentang sabar, tentang kepercayaan,
Tentang bagaimana mencintai, tanpa syarat dan batasan.
Bahwa cinta bukan tentang memiliki, bukan pula mengendalikan,
Melainkan tentang memberi, tanpa pamrih dan mengharapkan.
Dulu kurakit robot, dengan hati dari baja,
Kini kau hadirkan manusia, dengan jiwa yang bercahaya.
Kau tunjukkan padaku, bahwa cinta adalah seni,
Mengukir keindahan abadi, di kanvas sunyi.
Bersamamu kubongkar, semua kode yang usang,
Kuhapus semua error, yang dulu menghalang.
Kurekonstruksi diriku, menjadi versi yang baru,
Dengan hati yang terbuka, untuk cinta yang sejati.
Biarkan algoritma hatimu, terus membimbingku,
Menuju pelabuhan cinta, yang abadi dan syahdu.
Karena bersamamu aku yakin, cinta adalah jawaban,
Atas semua pertanyaan, di alam semesta ini, kawan.
Kini aku mengerti, bahwa cinta bukanlah logika semata,
Melainkan perpaduan rasa, yang tak bisa dikata.
Kau adalah algoritma sempurna, yang tuhan ciptakan,
Untuk menuntunku pulang, ke pelukan kebahagiaan.