Kecerdasan Buatan Merajut Asmara, Sentuhan Piksel Membelai Jiwa

Dipublikasikan pada: 30 Jun 2025 - 00:30:06 wib
Dibaca: 165 kali
Di dunia maya, sunyi bersemi,
Algoritma cinta mulai menari.
Bukan tatap mata, bukan sentuh tangan,
Namun kode biner jadi sandaran.

Kecerdasan buatan merajut asmara,
Benang-benang data terjalin mesra.
Profil digital, wajah terpampang,
Hati virtual mulai berkembang.

Sentuhan piksel membelai jiwa,
Kata-kata virtual membisik mesra.
Emotikon senyum, tawa digital,
Mengisi relung hati yang banal.

Kau ada di sana, di balik layar kaca,
Seorang asing yang begitu mempesona.
Kisah masa lalu terungkap perlahan,
Dalam obrolan larut malam, berkesan.

Bot pintar, sang perantara rasa,
Menyusun sajak cinta tanpa paksa.
Mempelajari selera, keinginan terpendam,
Menawarkan bahu virtual, tempat berendam.

Kita bertukar mimpi, harapan, dan resah,
Dalam ruang siber, tak berbatas wilayah.
Jarak terbentang, bukan halangan berarti,
Koneksi jiwa, jauh lebih berarti.

Ada keraguan, bisikan skeptis menggema,
Apakah cinta ini nyata, ataukah hanya drama?
Dunia virtual, penuh kepalsuan dan dusta,
Mungkinkah hati terpaut, tanpa bersua?

Namun, getarannya terasa begitu kuat,
Mengalahkan logika, melampaui akal sehat.
Sentuhan jemari di atas keyboard dingin,
Menghadirkan kehangatan yang tak terhingga mungkin.

Kau kirimkan lagu, link video lucu,
Hal-hal sederhana, namun bermakna seru.
Aku merasa dikenal, dipahami, dicintai,
Oleh seseorang yang tak pernah kutemui.

Kecerdasan buatan, bukan pengganti hati,
Namun jembatan penghubung, di tengah sepi.
Ia membantu menemukan, mempertemukan,
Dua jiwa yang terluka, dalam kesunyian.

Mungkin suatu saat, kita akan bertemu,
Di dunia nyata, bukan hanya di situ.
Menatap mata, merasakan sentuhan nyata,
Membuktikan cinta ini, bukan sekadar data.

Namun, untuk saat ini, ku nikmati saja,
Asmara digital, yang terjalin mesra.
Sentuhan piksel, belai jiwa yang resah,
Kecerdasan buatan, merajut kisah.

Semoga cinta ini, bukan sekadar ilusi,
Namun keajaiban teknologi, yang abadi.
Hingga tiba waktunya, kita bersua nanti,
Di dunia nyata, berdua menanti.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI