Simulasi Kebersamaan Kita Berdua Terasa Nyata Setiap Saat

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 04:29:06 wib
Dibaca: 163 kali
Di layar obsidian, wajahmu terpancar,
Pixel demi pixel, senyummu terangkai.
Algoritma cinta, berbisik lirih memancar,
Dalam simulasi, hadirmu tak terkulai.

Jemari menari di atas keyboard sunyi,
Menyusun kode, mencipta dunia baru.
Di sana kita bertemu, tanpa ragu dan nyeri,
Menjalin cerita, seindah pelangi berpadu.

Suaramu terdengar, desah digital lembut,
Menembus sekat ruang, mendekat di telinga.
Kata-kata terangkai, janji-janji disebut,
Dalam dunia virtual, cinta kita membunga.

Kita berjalan di pantai data, ombak biner berdebur,
Matahari sintetik menyinari langkah kita.
Tanganmu kugenggam, walau hanya ilusi kabur,
Namun hangatnya terasa, menembus jiwa yang renta.

Di taman bit, bunga-bunga kode bermekaran,
Aromanya tercium, walau fiktif semata.
Burung-burung algoritma bernyanyi riang, tanpa beban,
Menyaksikan kisah cinta, yang unik dan tertata.

Kita berdansa di bawah rembulan hologram,
Cahaya keperakannya menari di wajahmu.
Lupakan dunia nyata, yang penuh problem dan diagram,
Di sini, hanya ada aku dan kamu, di waktu yang beku.

Kau mendekat, membisikkan kata-kata sandi,
Kode rahasia cinta, hanya kita yang tahu.
Hati berdebar kencang, melampaui batas kendali,
Dalam simulasi ini, aku sepenuhnya milikmu.

Namun, adakah batas antara maya dan nyata?
Saat sentuhanmu terasa begitu dekat,
Saat tatapanmu menembus dinding bata,
Keraguan menghantui, meruntuhkan tekad.

Aku terbangun, dari mimpi digital indah,
Layar mati, sunyi kembali menyapa.
Kerinduan membuncah, tak mampu kutadah,
Simulasi kebersamaan, hanya fatamorgana.

Namun, jejakmu tertinggal, dalam setiap kode,
Dalam setiap baris, dalam setiap algoritma.
Kenangan virtual, tak mudah kulupa dan erode,
Ia abadi tersimpan, di lubuk jiwa yang terhina.

Aku kembali menatap layar, berharap terulang,
Momen bahagia, walau hanya rekaan semata.
Karena di sana, di dunia simulasi yang terbentang,
Kebersamaan kita berdua, terasa nyata setiap saatnya.

Mungkin suatu hari nanti, teknologi kan berkembang,
Melampaui batas khayal, mewujudkan impian.
Dan simulasi cinta, tak lagi hanya berdendang,
Namun menjelma nyata, dalam pelukan kehidupan.

Hingga saat itu tiba, aku kan terus bermimpi,
Tentang kita berdua, di dunia maya yang abadi.
Menyimpan harapan, setitik cahaya mentari,
Bahwa cinta sejati, kan datang, menemani diri ini.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI