Cinta Digital: Algoritma Hati yang Kesepian?

Dipublikasikan pada: 26 May 2025 - 03:59:33 wib
Dibaca: 152 kali
Di layar kaca, bias senja berpendar,
Menyirat wajah dalam kesendirian nanar.
Jari menari di atas tuts yang dingin,
Mencari kehangatan, walau hanya bayangan.

Cinta digital, kata-kata bersemi,
Tumbuh di antara piksel, mimpi di sunyi.
Algoritma hati, berputar mencari,
Pola yang cocok, dalam lautan informasi.

Profil terpampang, riwayat tertera,
Sempurna di mata, namun terasa hampa.
Emoji tersenyum, stiker melambai,
Menutupi luka, di balik layar tersembunyi.

Jantung berdebar saat notifikasi tiba,
Harapan membumbung, setinggi angkasa.
Sebaris pesan, sapaan sederhana,
Mungkin awal cerita, atau sekadar fatamorgana.

Kencan virtual, kopi di depan kamera,
Tawa bergema, walau terasa sementara.
Kata-kata manis, janji-janji indah,
Terangkai sempurna, dalam dunia maya yang megah.

Namun, sentuhan dingin layar membentang,
Memisahkan raga, dalam jarak yang panjang.
Kerinduan membara, tak terucap nyata,
Terjebak di antara kode, sunyi tak bertepi.

Algoritma hati, terkadang keliru membaca,
Emosi tersembunyi, di balik sketsa.
Ketulusan palsu, topeng yang memesona,
Menjerat jiwa, dalam labirin derita.

Cinta digital, pedang bermata dua,
Menawarkan kebebasan, juga derita lara.
Kemudahan bertemu, dengan risiko terluka,
Dalam permainan logika, hati terlupa.

Apakah ini cinta, atau sekadar ilusi?
Terjebak dalam jaringan, tanpa solusi.
Kesepian modern, berbalut teknologi,
Mencari makna sejati, di tengah hiruk pikuk ini.

Mungkin suatu saat nanti, algoritma kan mati,
Digantikan sentuhan, yang lebih berarti.
Bertemu di dunia nyata, tanpa perantara,
Merangkai kisah cinta, yang lebih bermakna.

Namun, kini ku terdiam, menatap layar redup,
Berharap esok hari, cinta kan menjemput.
Melewati batas digital, membuka pintu hati,
Menemukan kehangatan, yang abadi.

Sampai saat itu tiba, ku biarkan jemari menari,
Mencari secercah harapan, di antara mimpi.
Cinta digital, algoritma hati yang kesepian,
Menunggu keajaiban, di penghujung malam.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI