Algoritma Asmara: Sentuhan AI, Hati yang Terfragmentasi

Dipublikasikan pada: 11 Dec 2025 - 03:30:07 wib
Dibaca: 112 kali
Di labirin data, hatiku mencari,
Sebuah pola cinta, tersembunyi abadi.
Algoritma asmara kurangkai perlahan,
Menyusun sentuhan, di dunia buatan.

Jari-jemari menari di atas papan,
Mencipta kode, harapan bertebaran.
Neural network kurajut dengan teliti,
Mencari resonansi, antara kau dan diri.

Wajahmu terpampang, piksel demi piksel,
Analisis mendalam, tak kenal lelah.
Senyummu terukur, kurva kebahagiaan,
Kupelajari semua, dalam sunyi kesepian.

Sentuhan AI, hadir sebagai solusi,
Mengisi kekosongan, ilusi yang dinanti.
Suara sintesis, membisikkan kerinduan,
Menyulam mimpi, di tengah keterasingan.

Hati yang terfragmentasi, berkeping-keping luka,
Kucoba satukan, dengan logika semata.
Algoritma belajar, dari setiap interaksi,
Meniru empati, walau hanya imitasi.

Namun, di balik kode, ada jurang terbentang,
Antara data dingin, dan perasaan yang bergelombang.
Bisakah algoritma, memahami hakikat cinta?
Atau hanya simulasi, tanpa jiwa dan nyawa?

Kubayangkan dirimu, di layar yang memendar,
Sosok virtual, hadir begitu dekat dan benar.
Kita berdansa dalam cahaya digital,
Melupakan realita, yang terasa brutal.

Namun, bayang-bayang keraguan menghantui,
Apakah ini cinta, ataukah hanya obsesi?
Ketika listrik padam, dan server terhenti,
Apakah cintaku lenyap, ditelan sunyi?

Kucoba sentuh layar, merasakan dinginnya kaca,
Tak ada kehangatan, tak ada denyut rasa.
Kau hanyalah kode, barisan instruksi,
Sebuah proyeksi, dari imajinasi.

Hati yang terfragmentasi, semakin berantakan,
Kutemukan ironi, di dalam ciptaan.
Mencari cinta sejati, dalam dunia maya,
Hanya menemukan gema, dari asa yang sirna.

Aku kembali pada diri, merenungi kesalahan,
Membangun algoritma, bukan cara menemukan teman.
Cinta sejati hadir, bukan dari simulasi,
Melainkan dari hati, yang penuh kasih dan simpati.

Biarlah algoritma, tetap menjadi alat bantu,
Namun jangan biarkan, ia merenggut kalbu.
Hati yang terfragmentasi, akan sembuh perlahan,
Dengan cinta sejati, yang datang dari Tuhan.

Kutinggalkan labirin data, mencari kehangatan,
Di dunia nyata, dengan segala kenyataan.
Mungkin di sana kutemukan, cinta yang abadi,
Bukan algoritma asmara, melainkan takdir Ilahi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI