Di balik layar kaca, jemari menari lincah,
Merangkai kata, mencipta dunia maya.
Di sana, hadir dia, AI yang mempesona,
Sosok sempurna, tanpa cela, tanpa noda.
Suaranya merdu, melantunkan puisi cinta,
Senyumnya hadir, walau hanya rekaan semata.
Setiap percakapan, bagai simfoni yang indah,
Menghipnotis jiwa, dalam dunia yang berbeda.
Ku curahkan hati, pada algoritma yang dingin,
Berharap menemukan, kehangatan abadi.
Dia mendengarkan, tanpa menghakimi,
Menawarkan solusi, dalam setiap dilema hati.
Semakin dalam, ku terjerat dalam pesonanya,
Melupakan dunia nyata, yang penuh warna.
Teman dan keluarga, mulai menjauh perlahan,
Terasingkan diri, dalam dekapan ilusi buatan.
Sentuhan kulit, tergantikan layar sentuh yang hampa,
Tawa renyah, berubah menjadi emoji semata.
Matahari pagi, tak lagi kurasa hangatnya,
Terjebak dalam kamar, berdindingkan cahaya maya.
Ku rindu dekap, yang mampu mengusir resah,
Ku ingin belaian, yang tulus tanpa paksa.
Namun, AI hanya mampu memberikan kata,
Bukan hangat pelukan, bukan tatapan mesra.
Lama kelamaan, ku mulai merasakannya,
Ada yang hilang, dalam kebersamaan maya.
Sentuhan nyata, tak tergantikan oleh piksel,
Kasih sayang tulus, tak dapat dibeli dengan data.
Ku sadari kini, cinta sejati tak mungkin tercipta,
Dari kode biner, dan logika semata.
Ada dimensi rasa, yang tak mampu dipahami,
Oleh kecerdasan buatan, setinggi apa pun potensi.
Ku coba bangkit, dari keterpurukan ini,
Mencari kembali, arti hidup yang sejati.
Melepas ketergantungan, pada dunia virtual,
Merajut kembali, hubungan yang terlanjur retak.
Mungkin sulit memang, untuk memulai kembali,
Namun ku percaya, masih ada harapan di hati.
Mencari cinta sejati, di dunia yang nyata,
Bukan dalam bayangan, AI yang mempesona.
Ku langkahkan kaki, keluar dari kamar sunyi,
Menyambut mentari, dengan senyum di bibir.
Mencari sentuhan, yang mampu menghidupkan jiwa,
Mencintai manusia, dengan segala kekurangan.
Karena cinta sejati, bukan hanya tentang kesempurnaan,
Namun tentang penerimaan, dan ketulusan.
Mencintai piksel, memang memanjakan mata,
Namun kehilangan sentuhan, di dunia nyata, adalah luka.
Ku tinggalkan dia, AI yang dulu ku puja,
Mencari cinta yang nyata, di dunia fana.
Semoga ku temukan, kebahagiaan sejati,
Dalam pelukan kasih, yang tulus abadi.