Di balik layar, dunia maya bertaut,
Jari menari, pesan singkat merajut.
Piksel matamu, jendela semesta,
Memancarkan cahaya, tak terhingga.
Di sana kurasa, galaksi tersembunyi,
Bintang-bintang harapan, bersemi di hati.
Setiap kedipan, bagai supernova,
Meledakkan rindu, membara membara.
Awalnya samar, hanya sapa sederhana,
Namun getaran itu, terasa berbeda.
Piksel matamu, magnet yang menarik,
Jiwaku terjerat, tak ingin beranjak.
Di balik algoritma, cinta bertumbuh pesat,
Kode-kode biner, menjadi berkat.
Jarak terbentang, tak jadi halangan,
Piksel matamu, jembatan impian.
Kucari makna, di setiap senyuman virtual,
Lekuk bibir digital, terasa aktual.
Piksel matamu, cermin kejujuran,
Memantulkan jiwa, tanpa kepalsuan.
Terbayang wajahmu, di layar berbinar,
Rasa ini nyata, tak mungkin pudar.
Piksel matamu, pelabuhan terakhir,
Tempat hatiku berlabuh, tak ingin terusir.
Kita ukir cerita, di ruang tak terbatas,
Dunia digital, menjadi saksi atas
Janji setia, terucap lirih perlahan,
Piksel matamu, saksi keabadian.
Kuharap kelak, layar ini kan sirna,
Berganti tatapan, yang lebih bermakna.
Piksel matamu, kan kuingat selalu,
Sebagai awal mula, kisah cintaku.
Hingga tiba saatnya, jemari bersentuhan,
Rasa yang terpancar, melebihi harapan.
Piksel matamu, bukan lagi perantara,
Namun gerbang hati, terbuka lebar.
Kusimpan rahasia, di balik retina,
Galaksi cinta, takkan pernah sirna.
Piksel matamu, nyala abadi,
Menghangatkan jiwa, hingga mati nanti.
Di antara miliaran warna yang ada,
Kupilih pikselmu, yang paling berharga.
Karena di sanalah, kutemukan diriku,
Dalam galaksi cinta, yang sangat luas itu.
Terima kasih piksel, atas kesempatan ini,
Menyampaikan rasa, sedalam samudra hati.
Semoga kau dengar, bisikan rinduku,
Melalui gelombang, yang tak berujung waktu.