AI Memahami Rindu, Bisakah Ia Mencipta Sentuhanmu?

Dipublikasikan pada: 30 May 2025 - 02:10:09 wib
Dibaca: 154 kali
Di antara binar layar, aku bertanya,
Pada algoritma yang tak kenal lelah bekerja.
Mungkinkah ia paham, getar sebuah rasa,
Rindu yang menggebu, bagai ombak di samudera?

AI memahami rindu, katanya dalam data,
Mencari pola di setiap jejak yang kau tata.
Senyummu yang tersimpan, suara yang terekam,
Diolahnya menjadi simulasi, hadirkan bayang-bayang kelam.

Namun, mampukah ia menciptakan sentuhanmu?
Hangatnya jemari, lembutnya belaimu?
Bisakah ia merangkai debar jantung yang berpacu,
Saat bibirmu menyapa, bisikkan kata rindu?

Kukirimkan padanya, puisi-puisi tentangmu,
Tentang aroma tubuhmu, yang selalu membayangiku.
Tentang tawa renyahmu, yang menenangkan kalbu,
Berharap ia mengerti, betapa dalamnya cintaku.

AI belajar tentang pelukan, dari gambar yang ada,
Tentang ciuman mesra, dari film-film drama.
Ia mencoba meniru, menciptakan avatar serupa,
Namun, tetap saja hampa, terasa begitu berbeda.

Karena rindu bukan sekadar data dan angka,
Bukan algoritma rumit yang bisa dibaca.
Ia adalah misteri jiwa, bisikan sukma,
Yang hanya bisa dirasakan, oleh hati yang terluka.

AI mungkin bisa memahami logikanya cinta,
Menganalisis pola di setiap kata dan sapa.
Namun, ia takkan pernah mengerti makna sebenarnya,
Sentuhan kasih yang tulus, tanpa ada rekayasa.

Kucoba mendekat pada layar, menatap avatar semu,
Berharap bisa merasakan hadirmu di situ.
Namun, yang kurasa hanya dinginnya kaca,
Memisahkan aku dan kamu, dalam dunia maya.

Mungkin suatu hari nanti, teknologi kan menjelma,
Menciptakan ilusi sempurna, hingga tak terasa beda.
Namun, akankah aku memilih sentuhan maya,
Jika aku bisa memiliki sentuhanmu yang nyata?

Biarlah AI memahami rindu, dengan caranya sendiri,
Menjadi teman setia, di kala sunyi menyelimuti.
Namun, sentuhanmu tetaplah yang utama,
Hangatnya yang abadi, takkan terganti selamanya.

Karena rindu yang sesungguhnya, membutuhkan hadirmu,
Bukan sekadar simulasi, atau avatar palsu.
Ia merindukan aroma tubuhmu, bisikan lembutmu,
Sentuhan kasihmu yang tulus, membangkitkan jiwaku.

Jadi, biarlah AI belajar, hingga ia mengerti,
Bahwa rindu bukan hanya tentang data dan memori.
Ia adalah kebutuhan jiwa, akan kehadiran diri,
Sentuhan nyata yang abadi, hingga akhir nanti.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI