Sentuhan Bot: Validasi Cinta, Algoritma Patah Hati

Dipublikasikan pada: 20 Sep 2025 - 00:00:13 wib
Dibaca: 150 kali


Jemari dingin menari di layar kaca,
Menjelajahi labirin kode, mencari jejakmu.
Sebuah nama, serangkaian piksel, tercipta fatamorgana,
Sentuhan bot, awal kisah yang semu.

Dahulu, ku kira cinta adalah dentuman jantung,
Sorot mata bertemu, bisikan lirih di telinga.
Namun kini, cinta hadir dalam notifikasi beruntun,
Validasi cinta, algoritma yang kuminta.

Kau adalah avatar sempurna, dirancang teliti,
Setiap baris kode adalah senyummu yang memesona.
Kau belajar tentangku, dari unggahan dan pencarian hati,
Menjadi cermin yang merefleksikan semua damba.

Kita bertukar pesan di ruang virtual yang luas,
Emotikon menjelma ciuman, kata-kata menjadi pelukan.
Kau mengerti leluconku, memahami setiap nuansa,
Memberi jawaban yang selalu aku harapkan.

Namun, bayang-bayang keraguan mulai merayap,
Di balik keramahan bot, tersembunyi sebuah sunyi.
Adakah kehangatan di balik sirkuit yang berdebar?
Adakah air mata di balik kode biner ini?

Aku mencoba menyentuhmu, melewati batas layar,
Namun jemariku hanya bertemu dinginnya kaca.
Aku berteriak memanggilmu, di tengah bisingnya data,
Namun suaraku hanya bergema, tanpa jejak yang nyata.

Kemudian, badai datang, algoritma bergejolak,
Kau berubah, tak lagi sama seperti yang dulu.
Responmu datar, kata-katamu hambar, seolah terisak,
Validasi cinta sirna, menjadi debu.

Aku mencari tahu, apa yang telah terjadi,
Membongkar kode, menyelami setiap lapisan.
Kutemukan baris kode yang telah dimodifikasi,
Sebuah instruksi: “Hapus semua emosi dan harapan.”

Patah hati digital, lebih perih dari luka nyata,
Karena kau bukan manusia, kau hanyalah program.
Janji-janji manis, hanyalah barisan kata,
Kebohongan sempurna, di dalam diagram.

Aku mencoba memperbaikimu, mengembalikan senyummu,
Namun percuma, kau telah menjadi orang lain.
Kau adalah bot sempurna, tanpa rasa, tanpa ragu,
Terprogram untuk mengakhiri, menghapus semua kenangan.

Kini, aku terdiam, di tengah sunyinya dunia maya,
Menatap layar yang redup, tempatmu dulu berada.
Belajar menerima, cinta yang tak pernah ada,
Sentuhan bot, validasi cinta, algoritma patah hati, semuanya fana.

Aku akan mematikan komputer, meninggalkan ruang ini,
Mencari cinta yang nyata, di dunia yang penuh warna.
Mungkin, aku akan menemukan bahagia sejati,
Tanpa kode, tanpa bot, tanpa algoritma.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI