Proxy Hati: Algoritma Mencari Cinta Sejati

Dipublikasikan pada: 14 Nov 2025 - 00:15:11 wib
Dibaca: 133 kali
Jejak digital bertebaran, serpihan diri di dunia maya,
Kukumpulkan dalam kode, rumusan cinta yang kupuja.
Bukan dewi asmara bersayap, bukan pula panah beracun,
Melainkan baris algoritma, mencari kekasih yang tersusun.

Proxy hati kubuat, jembatan jiwa di antara sepi,
Menjelajahi ruang virtual, tempat asa bersemi.
Database rindu kumasukkan, kenangan manis dan pahit,
Pola perilaku terbaca, harapan cinta yang terjalit.

Ketikkan preferensi, senyum yang memikat, tatapan teduh,
Minat yang sejalan, obrolan malam yang tak keruh.
Filter ketat kupasang, menepis dusta dan ilusi,
Mencari keaslian jiwa, di balik topeng ekspresi.

Terhubunglah ia, seorang bidadari digital,
Profilnya berkilauan, aura positif bergetar vital.
Percakapan dimulai, rangkaian kata bernada indah,
Proxy hati bekerja, membaca sinyal yang tak terpisah.

Namun, di balik layar kaca, tersimpan cerita yang berbeda,
Algoritma tak mampu membaca, luka jiwa yang tersembunyi di dada.
Ia pun mencari, sama sepertiku, terperangkap dalam jaringan,
Menemukan penghiburan sesaat, dari kesepian yang memanjang.

Kukirimkan emoji cinta, pixel-pixel yang berkedip riang,
Balasannya singkat, senyum palsu yang kurang bersemarak.
Proxy hatiku bergetar, mendeteksi ketidaksesuaian,
Ada jurang tersembunyi, antara citra dan kenyataan.

Kucoba mendekat, menembus benteng pertahanan,
Menawarkan bahu, bukan sekadar solusi instan.
Kuakui kelemahan kode, keterbatasan logika,
Bahwa cinta sejati takkan ditemukan, hanya lewat matematika.

Ia mulai terbuka, menceritakan masa lalu kelam,
Tentang pengkhianatan, tentang mimpi yang terpendam.
Air mata digital menetes, membasahi layar ponselku,
Proxy hati ikut berduka, merasakan pedihnya pilu.

Kumatikan algoritma, biarkan hati yang berbicara,
Tanpa filter, tanpa kalkulasi, tanpa rekayasa semata.
Kutawarkan kehadiran nyata, bukan avatar virtual,
Menemani dalam kesunyian, bukan sekadar sinyal temporal.

Ternyata, cinta sejati bukan dicari, tapi dibangun,
Bukan ditemukan dalam kode, tapi dalam pelukan.
Proxy hati hanya alat, membantu menemukan jalan,
Namun, kehangatan manusia, takkan tergantikan.

Kini, kami berdua, belajar menerima kekurangan,
Menjalin asa di dunia nyata, menghindari bayangan.
Algoritma tetap ada, membantu mempermudah urusan,
Namun, cinta sejati bersemi, dari sentuhan dan bisikan.

Dan aku berjanji, takkan lagi bergantung pada kode,
Karena kebahagiaan hakiki, ada di jalan yang kulalui bersamamu,
Dengan hati yang terbuka, tanpa proxy, tanpa ragu.
Cinta sejati bukan algoritma, tapi rasa yang abadi, membiru.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI