Simfoni Silikon: Sentuhan Digital, Asmara Reimajinasi

Dipublikasikan pada: 03 Jun 2025 - 19:15:08 wib
Dibaca: 172 kali
Jemari menari di atas layar kaca,
Cahaya biru memantul di netra.
Dunia maya terbentang di hadapan,
Asmara baru, sebuah harapan.

Dulu kata terucap lirih, bertatap muka,
Kini terangkai dalam baris kode, terstruktur rapi.
Emoji menggantikan senyum malu,
GIF mewakili debar jantung yang membisu.

Simfoni silikon berdendang merdu,
Algoritma cinta menuntun kalbu.
Profil diri terpampang dengan cermat,
Filter menyamarkan, hati berdebat.

Kau hadir bagai notifikasi di tengah malam,
Sebuah pesan singkat, mengusik kelam.
Avatar menawan, citra yang kau ukir,
Membuat penasaran, hati tergelitik.

Percakapan mengalir tanpa jeda,
Tentang mimpi, asa, dan luka lama.
Kita berbagi tawa dalam stiker lucu,
Menyembunyikan ragu di balik canda palsu.

Aku menyukai setiap unggahanmu,
Menjelajahi jejak digital masa lalumu.
Mencari petunjuk, mencari celah,
Untuk masuk ke dalam hatimu yang megah.

Namun bayangan keraguan menghantui,
Di balik piksel, siapa kau sejati?
Apakah senyum ini tulus adanya,
Atau sekadar citra buatan semata?

Kita bertemu di ruang obrolan virtual,
Membangun istana cinta yang absurd dan fatal.
Suara sintesis menggantikan bisik mesra,
Sentuhan layar, pengganti pelukan nyata.

Aku merindukan aroma tubuhmu yang asli,
Bukan sekadar parfum virtual yang fiktif.
Aku ingin merasakan hangatnya genggamanmu,
Bukan sentuhan dingin silikon yang membisu.

Namun, zaman telah berubah, sayang,
Cinta pun berevolusi, tak lagi terbayang.
Kita belajar mencintai dalam keterbatasan,
Menerima diri dalam dunia digitalisasi.

Mungkin suatu saat, kita akan bertatap muka,
Menyentuh kulit, merasakan getar yang sama.
Namun untuk saat ini, cukup bagiku,
Merangkai kata cinta di dunia maya, untukmu.

Simfoni silikon terus berlanjut,
Melodi cinta yang unik dan rumit.
Kita adalah dua jiwa yang terhubung,
Melalui jaringan tak kasat mata yang terbungkus.

Biarkan asmara ini terus berkembang,
Walau hanya dalam ruang virtual yang remang.
Karena di balik setiap piksel dan kode,
Ada hati yang tulus, yang siap untuk dicintai.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI