Jejak Data Hati: Algoritma Asmara Abad Ini

Dipublikasikan pada: 02 Nov 2025 - 01:30:07 wib
Dibaca: 130 kali
Di labirin digital, jiwa mencari makna,
Jejak data hati terukir perlahan, bermakna.
Algoritma asmara, rumus yang tak tertebak,
Menyusun simfoni cinta, tak lekang dimakan jejak.

Layar memancarkan cahaya, binar di mata,
Profil diri terpampang, cerita tanpa kata.
Swipe kanan, swipe kiri, harapan membara,
Mencari resonansi jiwa, di antara data.

Kau hadir bagai anomali, di tengah bising informasi,
Pola pikir serupa, mimpi yang terpatri.
Sistem saraf beresonansi, denyut jantung berpacu,
Algoritma cinta bekerja, mencipta haru.

Chat mesra mengalir deras, bagai sungai maya,
Emotikon menggantikan, sentuhan mesra.
Rindu merambat cepat, melewati jarak dan waktu,
Menyatu dalam jaringan, cinta yang baru.

Namun di balik layar, ada realita tersembunyi,
Kerentanan jiwa, yang mudah terlukai.
Filter sempurna menutupi, ketidaksempurnaan diri,
Akankah cinta sejati, mampu bertahan di sini?

Pertemuan virtual menjelma, tatap muka nyata,
Debaran jantung berdentum, irama asmara.
Senyummu menghangatkan, seperti mentari pagi,
Menghapus keraguan, yang selama ini menghantui.

Data preferensi, hanya petunjuk permulaan,
Kecocokan algoritmik, bukan jaminan keabadian.
Cinta sejati tumbuh, dari penerimaan diri,
Keberanian membuka hati, tanpa prasangka lagi.

Komunikasi adalah kunci, memahami perbedaan,
Empati adalah jembatan, menyeberangi keraguan.
Bersama kita merangkai, kode cinta yang unik,
Algoritma asmara, yang tak akan pernah usik.

Namun, awaslah pada echo chamber,
Di mana pendapat serupa, menguatkan dogma.
Bukalah diri pada perspektif baru,
Agar cinta tak terjebak, dalam ruang sempit dan kaku.

Jejak digital abadi, rekam jejak asmara,
Kenangan manis tersimpan, dalam bit dan data.
Foto-foto mesra, video singkat, ungkapan janji,
Menjadi artefak cinta, di era digitalisasi.

Suatu saat nanti, teknologi kan berganti,
Platform dan aplikasi, mungkin tak berarti.
Namun esensi cinta, akan tetap abadi,
Terukir dalam jiwa, selamanya lestari.

Algoritma asmara, hanya alat bantu semata,
Cinta sejati lahir, dari hati yang terbuka.
Mari kita navigasi, labirin digital ini,
Dengan bijak dan berhati-hati, meraih cinta sejati.

Karena di ujung algoritma, ada hati yang merindu,
Mencari kehangatan, di tengah dinginnya waktu.
Jejak data hati, adalah peta perjalanan,
Menuju cinta abadi, penuh kedamaian.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI