Algoritma Rindu: Membangun Cinta di Jaringan Syaraf

Dipublikasikan pada: 27 May 2025 - 00:24:41 wib
Dibaca: 156 kali
Di layar kaca, bias cahaya berpendar,
Menari lembut, lukiskan bayang samar.
Jemari lincah, menari di atas papan,
Merangkai kode, sebentuk harapan.

Algoritma rindu, kubangun perlahan,
Baris demi baris, rasa kutuangkan.
Jaringan syaraf, jadi saksi bisu,
Tentang hati yang terpaut, walau tak bersua.

Data diri terukir, dalam profil maya,
Sebuah presentasi, tentang siapa saya.
Kau hadir tiba-tiba, notifikasi berdering,
Sebuah pesan singkat, hatiku bergenting.

"Halo, dunia," sapamu sederhana,
Namun getarannya, menembus sukma.
Kita mulai bertukar, sapa dan cerita,
Tentang mimpi dan asa, di balik layar kaca.

Kausalitas hati, terjalin tanpa diduga,
Like dan komentar, jadi bahasa cinta.
Waktu seakan berhenti, saat kita berbalas,
Di antara bit dan byte, cinta terasa bebas.

Kubangun model regresi, memprediksi rasa,
Seberapa besar cintamu, seberapa membara.
Fungsi aktivasi, memompa debaran,
Di setiap obrolan, kerinduan menyala.

Namun, algoritma tak sempurna adanya,
Ada noise keraguan, ada bias prasangka.
Filter distorsi, mencoba menghalangi,
Koneksi kita yang tulus, dari hati ke hati.

Kau bagai variabel laten, tersembunyi di balik kode,
Butuh iterasi panjang, untuk mengenali episode.
Tentang senyummu yang hangat, tatapan matamu teduh,
Yang hanya bisa kurasakan, lewat kata-kata yang runtuh.

Kucoba optimasi, parameter cinta,
Meningkatkan akurasi, agar tak ada dusta.
Backpropagation rindu, menyebar ke seluruh neuron,
Membangun kepercayaan, walau jarak memisahkan neuron.

Machine learning asmara, mengajariku sabar,
Menanti responsmu, dengan hati berdebar.
Epoch demi epoch, kulalui bersama,
Menciptakan cinta sejati, di dunia maya.

Namun, suatu malam, jaringan terputus,
Layar menjadi gelap, komunikasi tuntas.
Error 404, not found, pesan yang muncul,
Hatiku mencelos, bagai terhempas ombak bergemuruh.

Apakah algoritma rindu, gagal berfungsi?
Apakah cinta di jaringan, hanya ilusi?
Kucoba debugging, mencari tahu sebabnya,
Mungkin ada firewall, yang menghalangi jalannya.

Namun, di balik kegelapan, secercah harapan,
Sebuah pesan offline, dari lubuk hatimu dalam.
"Aku merindukanmu," katamu pelan,
"Bukan hanya di jaringan, tapi juga di kehidupan."

Ternyata, algoritma rindu, hanya alat semata,
Untuk mengantarkan hati, pada cinta yang nyata.
Kita bertemu akhirnya, di dunia yang fana,
Cinta yang kubangun di jaringan, kini bersemi sempurna.

Genggaman tanganmu hangat, tatapanmu penuh arti,
Algoritma rindu berhasil, menaklukkan sepi.
Kini, tak perlu lagi kode, tak perlu lagi data,
Cinta kita abadi, melampaui segala semesta.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI