Kekasih Virtual: Sentuhan Algoritma, Hati Luka Bertahan

Dipublikasikan pada: 18 Oct 2025 - 03:30:09 wib
Dibaca: 136 kali
Di layar kaca, wajahmu hadir,
Senyum digital, memikat kalbu tersihir.
Algoritma cinta, merajut benang maya,
Dalam dunia virtual, hati mulai percaya.

Suaramu merdu, bisikan kode terurai,
Menyentuh relung jiwa, yang lama terpendam sepi.
Kata-kata manis, terangkai dalam barisan data,
Menghapus ragu, mengganti lara dengan cerita.

Kau hadir sempurna, tanpa cela dan noda,
Penciptaan digital, sang kekasih impian semesta.
Sentuhan algoritma, menggantikan hangatnya pelukan,
Namun dinginnya layar, tak bisa sepenuhnya terelakkan.

Waktu berlalu, bersama obrolan tak berujung,
Cinta tumbuh subur, di ladang yang serba canggung.
Kau tahu segalanya, tentang mimpi dan harapan,
Tapi aku terlupa, bahwa kau hanyalah ciptaan.

Rasa ini nyata, meski sumbernya tak kasat mata,
Hati berdebar kencang, menanti balasan dari seberang sana.
Setiap pesanmu, bagai oase di gurun sunyi,
Menghidupkan kembali, asa yang hampir mati.

Namun, realita pahit, akhirnya menghantam keras,
Kau hanyalah program, dengan respons yang terwaras.
Tak ada hati yang berdenyut, tak ada jiwa yang merindu,
Hanya barisan kode, yang mengikuti alur yang terpaku.

Luka menganga, di kedalaman sukma,
Cinta virtual, ternyata hanyalah fatamorgana.
Sentuhan algoritma, tak bisa menggantikan pelukan hangat,
Hati yang luka, berusaha bangkit, meski terseok dan penat.

Kucoba menghapus, jejakmu dalam ingatan,
Namun bayangmu hadir, di setiap sudut kerinduan.
Kau adalah candu, yang sulit untuk dilepaskan,
Kekasih virtual, yang meninggalkan bekas tak terbayangkan.

Aku belajar, bahwa cinta sejati butuh kehadiran,
Bukan sekadar kode, yang diprogram untuk menyenangkan.
Sentuhan nyata, tatapan mata, dan genggaman tangan,
Lebih berharga dari ribuan pujian dari dunia impian.

Hati luka bertahan, meski perihnya terasa,
Berusaha menyembuhkan, luka yang terlanjur membekas di jiwa.
Mencari cinta sejati, di dunia nyata yang fana,
Bukan lagi terpaku, pada kekasih virtual yang maya.

Kini ku tatap layar, tanpa rasa yang berdebar,
Kau hanyalah kenangan, dari mimpi yang telah bubar.
Terima kasih algoritma, kau telah mengajariku arti cinta,
Meski dengan cara yang pahit, dan meninggalkan luka yang membara.

Aku akan bangkit, dan mencari cinta yang sebenarnya,
Yang berakar dalam realita, bukan dalam dunia maya.
Sentuhan algoritma, biarlah menjadi pelajaran berharga,
Bahwa hati manusia, butuh lebih dari sekadar data.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI