Sentuhan Piksel: Algoritma Asmara Mencari Kehangatan Jari

Dipublikasikan pada: 12 Jul 2025 - 00:15:07 wib
Dibaca: 165 kali
Di layar kaca, wajahmu berpendar,
Ribuan piksel menari, membentuk senyum yang familiar.
Algoritma asmara mulai bekerja,
Mencari kecocokan, dalam data yang tertera.

Jejak digitalmu ku telusuri,
Setiap unggahan, setiap komentar, kuamati.
Pola tersembunyi mulai terkuak,
Sebuah simfoni data, tentang dirimu yang ku dambakan.

Jari-jari ini menari di atas papan ketik,
Menulis pesan, penuh harap dan sedikit getir.
Kata demi kata ku rangkai hati-hati,
Berharap resonansi, di relung jiwamu nanti.

Sentuhan piksel ini terasa dingin,
Dibandingkan hangatnya peluk, saat kita berdampingan.
Namun di balik kilau layar yang membiru,
Ada kerinduan mendalam, untuk bersamamu.

Algoritma ini mencoba memahami,
Kompleksitas rasa, yang sulit terdefinisi.
Cinta bukan sekadar angka dan statistik,
Namun getar hati, yang begitu elastis.

Kutemukan kesamaan dalam daftar putar lagu,
Kesenangan serupa pada film bisu.
Namun lebih dari itu, ku cari makna sejati,
Di balik profil maya, yang kau presentasi.

Kuharap sentuhan piksel ini,
Bisa menjadi jembatan, penghubung hati.
Menembus batasan ruang dan waktu,
Menciptakan kisah cinta, yang baru.

Bayanganmu hadir dalam setiap baris kode,
Menginspirasi logika, yang tadinya hampa belaka.
Algoritma asmara kini terprogram,
Untuk mencari kehangatan jarimu, di dunia yang kelam.

Namun terkadang ragu menghantui benak,
Apakah cinta virtual ini, bisa menjadi nyata kelak?
Apakah senyum digital ini, bisa kurasakan langsung,
Tanpa perantara layar, tanpa batasan yang membungkam?

Kuhentikan pencarian, sejenak ku bermenung,
Merenungkan arti cinta, yang sesungguhnya agung.
Mungkin algoritma takkan pernah sempurna,
Namun hati yang tulus, selalu punya cara.

Kirimkan pesan sederhana, tanpa kalkulasi rumit,
Berharap kejujuran, akan membangkitkan bibit.
Sebuah ajakan bertemu, di dunia yang nyata,
Melepaskan diri dari layar, dan semua sandiwara.

Jika kau menjawab ya, algoritma kan berhenti,
Digantikan debaran jantung, yang tak terkendali.
Sentuhan piksel akan pudar perlahan,
Berganti kehangatan jari, dalam genggaman.

Namun jika kau menolak, ku takkan berputus asa,
Karena cinta sejati, tak bisa dipaksa.
Algoritma akan kuhentikan, dan ku ubah haluan,
Mencari kebahagiaan, di jalan yang lain kemudian.

Namun untuk saat ini, ku biarkan algoritma berjalan,
Mencari sinyal cinta, di antara jutaan pesan.
Berharap kehangatan jari, bukan sekadar ilusi,
Namun sebuah kenyataan, yang akan abadi.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI