Di layar kaca, bias mentari senja bersemi,
Menyirami kode-kode yang menari.
Jari jemariku lincah menelusuri baris,
Mencari makna cinta di antara deretan garis.
Algoritma hati, rumitnya tak terperi,
Lebih kompleks dari program beribu versi.
Dulu kukira, logika adalah kunci,
Namun asmara membuktikan, ia lebih dari itu, dimensi.
Kuketikkan namamu, dalam larik-larik Python,
Berharap sistem akan menganalisis getaran.
Menghitung probabilitas, mengukur kedalaman,
Perasaan yang kurasakan, bagai bintang kejora, berkilauan.
Namun cinta bukanlah data yang bisa diolah,
Bukan variabel yang bisa dikalkulasi dengan mudah.
Ia adalah anomali, sebuah keajaiban yang indah,
Menentang logika, menerjang segala yang terarah.
Kau hadir bagai bug, dalam program kehidupanku,
Mengacak sistem yang telah tersusun baku.
Memaksaku mendeklarasikan variabel baru,
"Asmara", sebuah ungkapan yang membuatku terpaku.
Dulu kupercaya, optimalisasi adalah tujuan,
Meminimalisir kesalahan, memaksimalkan pencapaian.
Namun bersamamu, aku menemukan esensi kebahagiaan,
Dalam ketidaksempurnaan, dalam setiap ketidakpastian.
Kau bukan output yang sesuai ekspektasi,
Bukan solusi yang tertera dalam dokumentasi.
Kau adalah kejutan, sebuah inkonsistensi,
Yang justru membuat hidupku penuh arti.
Kini kubiarkan hatiku dieksplorasi,
Oleh algoritma cinta yang penuh misteri.
Tak perlu optimasi, tak perlu validasi,
Biarkan ia berkembang, tanpa intervensi.
Karena cinta sejati, bukanlah tentang kesempurnaan,
Bukan tentang perhitungan yang tanpa kesalahan.
Ia adalah tentang menerima, tentang memaafkan,
Tentang belajar bersama, dalam suka dan duka kehidupan.
Kutatap wajahmu, di balik pantulan layar,
Senyummu bagai firewall, melindungiku dari bahaya.
Kita adalah dua kode yang saling berjajar,
Menciptakan harmoni, dalam dunia maya dan nyata.
Biarlah algoritma terus berputar, menganalisa,
Mencari pola di antara dua jiwa yang berbeda.
Karena cinta adalah teka-teki yang takkan pernah selesai,
Sebuah perjalanan tanpa akhir, menuju keabadian nan lestari.
Hati yang dioptimalkan, kini tak lagi penting,
Karena bersamamu, aku menemukan arti yang lebih bening.
Cinta, algoritma, dan kita, sebuah kombinasi unik,
Menciptakan simfoni, yang takkan pernah terlirik.