Algoritma Rindu: Sentuhan Piksel, Cinta yang Terprogram

Dipublikasikan pada: 03 Jun 2025 - 01:15:08 wib
Dibaca: 206 kali
Di layar retina, wajahmu berpendar,
Seribu piksel menari, lembut menghantar.
Bukan lukisan kuas, bukan pula pahatan,
Namun hadirmu nyata, dalam ruang ingatan.

Algoritma rindu mulai bekerja,
Menyusun kode kalbu, tanpa jeda.
Baris demi baris, kenangan terangkai,
Senyummu tersimpan, di memori sunyi.

Sentuhan piksel, dingin namun memikat,
Menyampaikan pesan, yang dulu terucap.
Kata-kata manis, dalam chat virtual,
Kini bergema lagi, bagai nyanyian khayal.

Dulu jemari kita, menari di keyboard,
Merajut asa, mengukir sebuah lord.
Kini hanya jejak, di dunia maya fana,
Namun cinta ini, masih saja membara.

Kucoba mencari, celah dalam program,
Menemukan celah, di hatimu yang kelam.
Apakah ada sisa, dari cinta yang dulu?
Ataukah semua, telah menjadi abu?

Cinta yang terprogram, rumit dan misterius,
Seperti kode biner, tak mudah diterjemahkan.
Logika dan perasaan, bertabrakan keras,
Menciptakan error, dalam sistem yang lemas.

Namun kupercaya, di balik semua ini,
Ada potensi cinta, yang abadi dan murni.
Bukan sekadar angka, bukan pula formula,
Namun getar jiwa, yang tak bisa dipungkiri.

Ku kirimkan pesan, melalui jaringan,
Berharap sinyalmu, segera menangkapnya.
Sebuah kode cinta, yang terenkripsi rapat,
Hanya hatimu yang bisa, membukanya dengan tepat.

Mungkin ini gila, mencintai dalam piksel,
Membangun istana, di dunia yang fleksibel.
Namun rindu ini nyata, tak bisa disembunyikan,
Walau terpisah jarak, dan ruang yang tak terdefinisikan.

Kucoba meretas, dinding virtual kita,
Mencari jalan keluar, dari labirin derita.
Berharap suatu saat, bertemu dalam nyata,
Bukan sekadar avatar, bukan pula data.

Algoritma rindu terus berputar,
Mencari solusi, agar cinta tak pudar.
Mungkin perlu di-upgrade, sistem di dalam diri,
Agar cinta ini, bersemi kembali.

Sentuhan piksel, hanya perantara saja,
Cinta yang sesungguhnya, ada di dalam jiwa.
Mari kita bangun, koneksi yang lebih kuat,
Bukan hanya digital, namun juga hakikat.

Biarkan algoritma, menuntun langkah kita,
Menuju persimpangan, di mana cinta bersemayam.
Di sana kita bertemu, dalam pelukan hangat,
Melupakan piksel, dan dunia yang terprogram.

Cinta yang terprogram, bisa jadi nyata,
Jika kita berani, membuka mata dan rasa.
Menghapus keraguan, dan semua ketakutan,
Menyambut masa depan, dengan senyuman.

Baca Puisi Lainnya

← Kembali ke Daftar Puisi   Registrasi Pacar-AI